Wantimpres: Masa lalu tak hanya sejarah, tetapi juga referensi

id Wiranto,Wantimpres RI,Silaturahmi Kebangsaan,MPR,Pimpinan MPR

Wantimpres: Masa lalu tak hanya sejarah, tetapi juga referensi

Ketua Wantimpres Wiranto (kiri) bersama Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (tengah) dan Wakil Ketua MPR RI Amir Uskara berbicara dengan awak media usai melaksanakan Silaturahmi Kebangsaan di Gedung Wantimpres RI, Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2024). ANTARA/Nadia Putri Rahmani

Masa kini adalah tempat kita berjuang, masa depan adalah tempat kita menggantungkan harapan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI Wiranto mengatakan terdapat adagium dimana masa lalu bukan sekadar sejarah, tetapi juga harus menjadi referensi pada masa depan.

"Masa kini adalah tempat kita berjuang, masa depan adalah tempat kita menggantungkan harapan," kata Wiranto di Jakarta, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan Wiranto dalam diskusi silaturahmi kebangsaan bersama para pimpinan MPR RI, di antaranya Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, dan Wakil Ketua MPR Amir Uskara di Gedung Wantimpres RI, Jakarta Pusat.

Lanjut dia, dalam konteks pemerintahan, sejarah masa lalu itu menjadi referensi bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan, dalam berbagai hal untuk mewujudkan target-target pada masa depan.

"Apa yang perlu kita perbaiki sekarang untuk keberlanjutan, sehingga pemerintah ke depan akan lebih baik lagi. Bisa memberikan manfaat bagi seluruh warga negara dan masyarakat Indonesia," pesannya.

Baca juga: Wantimpres akan selaraskan nasihat dengan arah program pemerintahan
Baca juga: Tim Kajian Wantimpres Kunjungan Kerja ke Sulteng


Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa di dalam diskusi, disampaikan perlunya melihat kembali perjalanan bangsa pascareformasi, mulai dari sistem politik demokrasi yang sudah dijalankan maupun kehidupan ketatanegaraan pada saat ini.

"Intinya adalah bahwa kita perlu kembali kepada sistem demokrasi, sistem politik yang sesuai dengan jati diri bangsa," katanya.

Dari pembicaraan tersebut, kata dia, Wiranto pun menyampaikan apabila nantinya diperlukan perubahan atau amandemen UUD 1945 maka harus dicarikan waktu yang tepat.

"Karena sesuatu yang baik, kalau waktunya salah, juga ujungnya tidak baik," ujarnya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wiranto: Masa lalu tak hanya sejarah, tetapi juga referensi