Tidak hanya itu, ditegaskan Khofifah bahwa praktik judi online pada anak mengganggu terwujudnya generasi emas Indonesia.
Untuk itu, secara khusus wanita yang juga Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini mengimbau masyarakat untuk menghindari segala macam dan bentuk praktik judi online dan mengalihkan perhatian untuk kegiatan yang lebih produktif dan bermanfaat.
"Kita mengapresiasi kinerja Satgas Judi Online yang tegas dan cepat menyisir pegawai di tingkat pemerintahan yang terlibat dalam praktik judi online. Judi online memiliki mudharat yang begitu besar sehingga tidak ada pilihan lain kecuali dihindari, dan dijauhi," ujarnya.
Terutama, kata Khofifah, untuk anak-anak juga harus mulai diwaspadai agar tidak terpapar judi online dalam bentuk apapun. Karena akan merusak mental anak, perilaku dan masa depan anak. Praktik judi online pada anak bisa menghambat terwujudnya generasi emas Indonesia.
Lebih lanjut ditegaskan Khofifah, perkembangan teknologi lagi-lagi menjadi media yang menyebabkan semakin pesatnya praktik judi online. Sebab sebagaimana diketahui, sejauh ini judi online dilakukan secara elektronik melalui internet.
Dalam judi online, pemain dapat memasang taruhan, bermain permainan kasino, atau bertaruh pada hasil acara olahraga secara virtual. Online gambling menjadi bentuk modern dari perjudian yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Kemudian di dalam judi online, pemain tidak perlu pergi ke kasino fisik atau lokasi perjudian lainnya. Mereka dapat mengakses permainan dan taruhan melalui situs atau aplikasi khusus yang disediakan oleh penyedia judi online. Semua transaksi dan aktivitas perjudian dilakukan secara online, termasuk setoran uang, penarikan kemenangan, dan interaksi dengan pemain lain.
“Perkembangan teknologi menjadikan masyarakat semakin mudah terpapar judi online melalui gadget. Dan setelah terpapar, mereka akan coba-coba. Sekali dua kali, kemudian akan muncul kecanduan. Dan secara bertahap dampak negatifnya akan dirasakan oleh pemain judi online bahkan bisa berdampak sosial ekonomi,” kata Khofifah.
Salah satu dampak paling merusak dari judi online adalah kecanduan. Banyak orang yang awalnya bermain judi online hanya sebagai hobi atau hiburan, tetapi seiring waktu, mereka dapat terperangkap dalam lingkaran ketergantungan yang sulit untuk dilepaskan.
Ketergantungan ini dapat merusak kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan mental seseorang. Pemain yang kecanduan mungkin mengabaikan tanggung jawab sehari-hari, termasuk pekerjaan, sekolah, atau hubungan pribadi.
Tidak hanya itu, bermain judi online dapat menimbulkan bahaya bagi keuangan seseorang. Orang seringkali kehilangan jumlah uang yang signifikan saat berjudi online. Mereka mungkin tergoda untuk terus memasang taruhan dalam harapan mengembalikan kerugian mereka, yang hanya memperburuk situasi keuangan mereka. Kerugian keuangan yang signifikan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
Judi online juga dikenal dengan risiko kecurangan dan penipuan. Ada banyak situs judi online yang tidak jujur dan tidak memiliki lisensi resmi. Pemain yang tidak waspada dapat dengan mudah menjadi korban penipuan ini. Mereka mungkin tidak pernah menerima kemenangan atau mengalami kecurangan dalam permainan.
Karenanya, Khofifah menegaskan bahwa judi online harus diberantas dengan langkah-langkah yang terintegrasi. Pemerintah pun bisa melakukan tindakan ekstrem memblokir situs-situs yang menawarkan judi online dan juga memberikan sanksi bagi pegawai pemerintah yang terlibat.
"Pun begitu bagi guru-guru di sekolah, orang tua, juga harus memberikan pemahaman pada anak sejak dini tentang bahaya judi online. Sehingga anak-anak kita bisa dijauhkan dari bahaya judi online," katanya.