Palu (ANTARA) - Penyedia jasa skafolding untuk pembangunan proyek infrastruktur di Kampus Universitas Tadulako (Untad) mengaku belum dibayar hingga saat ini.
"Tagihan kami sekitar Rp375 juta," kata penanggung jawab Graha Skafolding Eno di Palu, Senin.
Dia menjelaskan tagihan itu untuk proyek rehabilitasi dan rekonstruksi sarana pendidikan di Untad Palu pada Fase II. Proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu dilaksanakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) Urban kerja sama operasi (KSO) PT Murni Konstruksi Indonesia (MKI).
Lanjut Eno, pemesanan barang dilakukan Riska Rahmayanti pada 28 Oktober 2023, atas nama PT PP Kso PT MKI. Pembayaran sempat terjadi selama dua kali, di Bulan Oktober-November dan November Desember tahun 2023.
"Setelah itu, sejak awal 2024 sampai saat ini, tidak ada lagi pembayaran dilakukan," ungkapnya.
Kata Eno, pihaknya telah melakukan berbagai upaya penagihan, namun tidak mendapatkan respon sama sekali. Salah satunya dengan mengirim surat tagihan ke berbagai pihak termasuk Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Provinsi Sulawesi Tengah. Surat itu dikirimkan tertanggal 24 April 2025.
"Kami hanya berharap dibantu fasilitasi dengan pihak PP Kso MKI. Bukan hanya kami, masih ada perusahaan lain yang tagihannya lebih besar dan belum dibayarkan," ungkapnya.
Proyek rehabilitasi dan Rekonstruksi Untad fase II di bawah pengawasan BP2W Sulteng. Proyek dengan anggaran Rp279,9 miliar itu dilaksanakan selama 630 hari kalender atau sejak 11 April 2022. Total 26 gedung direhabilitasi dan 14 gedung rekonstruksi.
Sementara itu, PPK BP2W Provinsi Sulawesi Tengah Rachman dan Riska Rahmayanti yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, tidak merespon dan memberikan tanggapan.