Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) menyatakan bahwa bencana banjir banjir di kabupaten itu meluas, yang sebelumnya dilaporkan empat desa menjadi 13 desa yang terdampak.
"Dari asesmen dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Parigi Moutong, sekitar 13 desa terdampak bencana hidrometeorologi," kata Pelaksanaan tugas (Plt) Kepala BPBD Parigi Moutong Moh Rivai dihubungi dari Palu, Kamis.
Ia menjelaskan meluasnya banjir di kabupaten itu dipicu hujan lebat yang mengguyur daerah setempat yang mengakibatkan sejumlah sungai meluap hingga menggenangi pemukiman warga.
Ke-13 desa yang dilanda banjir tersebar di tiga kecamatan, yakni Desa Ongka dan Malino, Kecamatan Ongka, Desa Bolano, Bolano Barat, Sritabaang, Lembah Bomban, Wanamukti Utara, Wanamukti, Kecamatan Bolano, Desa Lambunu Utara, Lambunu, Anutapura dan Siendeng, Kecamatan Bolano Lambunu.
"TRC terus melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat dan tetap melakukan asesmen lapangan," ujarnya.
Ia mengemukakan saat ini sekitar 448 jiwa atau 112 kepala keluarga (KK) di Desa Bolano, Kecamatan Bolano, tujuh diantaranya bayi dan terpaksa mengungsi di bangunan sekolah.
Di Desa Bolano sekitar 1.357 jiwa dari 414 KK terdampak, terdiri atas 14 bayi, 90 balita, 114 warga lanjut usia (lansia), dan delapan ibu hamil.
Banjir terjadi pada Selasa (17/6), hingga Kamis pagi dilaporkan belum surut di Desa Bolano, Bolano Barat, Sritabaang, dan Desa Siendeng.
"Kami telah mengirim 40 paket bantuan logistik bencana, jumlah itu belum cukup. Kami juga masih menunggu bantuan logistik dari BPBD Sulawesi Tengah," ucap Rivai.
Adapun 40 paket bantuan logistik yang didistribusikan BPBD Parigi Moutong, yakni makanan siap saji, matras, selimut, family kit dan baby kit.
"Meski di tengah keterbatasan pada situasi darurat, kami tetap mengoptimalkan penanganan banjir, termasuk penanganan pengungsi," kata dia.