Beijing (ANTARA) - Pemerintah China berencana untuk mengundang pemimpin-pemimpin negara untuk menghadiri parade peringatan 80 tahun kemenangan Perang Melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasisme pada 3 September 2025 di lapangan Tiananmen, Beijing.
"Otoritas terkait sudah menyampaikan rencana untuk mengundang pemimpin asing ke acara peringatan 80 tahun kemenangan Perang Rakyat China melawan Agresi Jepang, tetapi mengenai siapa saja yang diundang belum dapat disampaikan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (30/6).
Presiden China Xi Jinping disebut akan hadir dan menyampaikan pidato dalam parade militer tersebut.
Acara juga akan dilanjutkan dengan jamuan makan malam yang akan dihadiri para pemimpin Partai Komunis China dan pemimpin negara-negara yang diundang dalam acara itu.
Rencananya, akan tampil ribuan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) serta pameran senjata besar dengan sistem rudal, persenjataan, dan pesawat terbaru PLA yang akan dipamerkan untuk pertama kalinya sejak parade militer terakhir pada enam tahun lalu.
China menetapkan 3 September sebagai Hari Kemenangan sesuai waktu penandatanganan penyerahan diri Jepang kepada sekutu yang juga menandai berakhirnya Perang Dunia II di Asia pada 2 September 1945.
Menurut pemerintah China, perang perlawanan rakyat China terhadap agresi Jepang terjadi dari tahun 1931 hingga 1945. Perang tersebut merupakan perang pertama yang meletus dan gerakan terlama dalam Perang Anti-Fasisme Dunia. Perang itu disebut mengakibatkan lebih dari 35 juta korban jiwa dari militer dan warga sipil China.
Parade skala besar sejenis juga pernah diadakan di Beijing pada 2015 dan 2019 sert di provinsi Mongolia Dalam pada 2017.
Angkatan Laut PLA juga pernah melangsungkan demonstrasi alutsista di Laut China Selatan pada 2018 dan di Laut Kuning pada 2019.
Di laut, China memiliki sengketa teritorial yang berlangsung lama dengan negara-negara tetangganya, misalnya dengan Jepang atas Kepulauan Diaoyu atau Senkaku maupun klaim tumpang tindih di Laut China Selatan dengan Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei.
Namun Taiwan tetap menjadi titik panas utama terlebih dengan perjanjian suplai senjata antara Amerika Serikat dan Taiwan.
Para pengamat menyebut pesawat tempur siluman generasi kelima angkatan udara model kedua Shenyang J-35 dan pesawat tempur siluman J-20A dengan mesin baru WS-10C akan tampil di Tiananmen bersamaan dengan pesawat angkut Y-20B dengan mesin WS-20 dan pesawat tanker pengisian bahan bakar udara YY-20, dan pesawat peringatan dini dan kontrol KJ-3000.
Pasukan Roket PLA juga diharapkan untuk memamerkan beberapa rudal strategis generasi barunya, seperti rudal balistik antarbenua DF-5C yang dapat membawa beberapa hulu ledak nuklir yang dapat ditargetkan secara independen dalam satu rudal tunggal dan rudal hipersonik DF-27.
Kegiatan utama dalam rangkaian acara termasuk upacara pada 18 September untuk memperingati Insiden 18 September yang menandai dimulainya invasi Jepang selama 14 tahun di China, pertemuan pada 25 Oktober untuk memperingati 80 tahun kembalinya Taiwan dari pendudukan Jepang dan upacara nasional pada 13 Desember sebagai peringatan gugurnya 300.000 korban Pembantaian Nanjing.