UIN Palu: Ada bandara internasional peluang kembangkan wisata Sulteng

id Kemenhub, bandara internasional, bandara Mutiara, sis Al-Jufri Palu, transportasi udara, guru besar, UIN Datokarama, UIN

UIN Palu: Ada bandara internasional peluang kembangkan wisata Sulteng

Dok- Para calon penumpang pesawat sedang mengantre melakukan boarding di ruang keberangkatan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu pada masa mudik lebaran, Kamis (27/3/2025). (ANTARA/Rangga Musabar)

Palu (ANTARA) - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu Lukman Thahir mengatakan penetapan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu sebagai bandara internasional menjadi peluang besar bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk mengembangkan sektor pariwisata daerah itu.

"Efek domino dari kebijakan pemerintah pusat mengenai penetapan bandar udara internasional utamanya pada aspek ekonomi, harus dimanfaatkan untuk mengembangkan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Lukman Thahir yang juga Rektor UIN Datokarama Palu di Palu, Selasa.

Pernyataan itu merupakan respons terhadap Keputusan Menteri Perhubungan (Menhub) Nomor KM 37 Tahun 2025 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional di 36 Daerah, dan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu salah satu di antaranya.

Ia mengemukakan Sulawesi Tengah merupakan daerah potensial yang memiliki sumber daya alam melimpah, di samping potensi wisata yang tak kalah menarik.

Potensi-potensi itu tentu akan memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat, bila ditopang dengan ketersediaan infrastruktur dan fasilitas terkait, salah satunya adalah ketersediaan bandara skala internasional.

"Akses langsung dari dan ke Sulawesi Tengah bisa ditempuh dengan cepat dan mudah," ujarnya.

Dengan kemudahan akses tersebut, wisatawan mancanegara tidak perlu transit di Bandara Soekarno-Hatta maupun Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, penerbangan langsung dapat memberikan dampak positif terhadap kunjungan wisatawan ke daerah ini.

Peluang itu harus direspons secepatnya dengan melakukan perbaikan dan pembenahan objek wisata yang ada, salah satu potensi wisata Sulteng yakni kawasan megalit di Kabupaten Poso dan Sigi.

"Hasil penelitian arkeologi, megalit tersebut diperkirakan berasal dari 3.000 tahun sebelum masehi dan yang termuda dibuat sekitar 1.300 tahun sebelum masehi," tutur Lukman yang juga Rektor UIN Datokarama.

Iya menyebut dari hasil penelitian arkeologi menjadi suatu pesan bahwa megalit di Sulteng merupakan satu situs tertua dunia, sekaligus penanda peradaban manusia jauh telah ada di Sulawesi Tengah, hal ini menjadi keunikan dan daya tarik tersendiri yang dapat mendatangkan wisatawan tujuan khusus dari mancanegara.

Secara akademik UIN Datokarama akan melakukan penerjemahan dan penerbitan buku serta bunga rampai artikel para peneliti tentang megalit, lalu secara non akademik salah satunya UIN melakukan advokasi masyarakat tentang hukum Islam dan hubungannya dengan negeri seribu megalit.

"Selain berdampak pada ekonomi dan pariwisata, penetapan bandara internasional juga kami yakin dapat menunjang kemudahan akses pendidikan antara negara," kata dia.

Pewarta :
Editor : Andriy Karantiti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.