Parigi, Sulteng (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebut produksi beras Sulteng yang dihasilkan petani lokal sejak Januari hingga September 2025 atau sembilan bulan terakhir mengalami surplus sebanyak 131.881 ton.
"Kondisi ini semakin menguatkan dalam menjaga ketahanan pangan daerah," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Neslon Metubun di Palu, Senin.
Ia menjelaskan, produksi Gabah Kering Giling (GKR) petani setempat sembilan bulan terakhir sebanyak 604.029 ton, dikonversi menjadi beras sebanyak 352.735 ton.
Jumlah itu sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat sebanyak 3,1 juta jiwa lebih, dengan rata-rata konsumsi beras penduduk/kapita di Sulteng sekitar 93,35 kilogram.
Dibandingkan produksi Januari hingga Mei lalu 208.851 ton, terjadi peningkatan produksi 143.884 ton, oleh karena itu konsistensi petani dalam membantu pemerintah memenuhi bahan pangan harus di jaga.
"Petani adalah tulang punggung pangan, sebagai pemerintah kami terus melakukan penguatan dan pengembangan teknologi guna menunjang peningkatan produksi ke depan," ujarnya.
Ia optimistis produksi padi Tahun 2025 semakin baik, karena pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) telah memberikan bantuan anggaran senilai Rp412 miliar untuk program cetak sawah baru.
Yang mana tahun ini produksi komoditas padi Sulteng ditarget 962 ribu ton dari luas tanam 251.828 hektare, di luar dari luas cetak sawah baru yang di target 10.180 hektare.
"Pertanian salah satu sektor yang terus dikembangkan Pemprov Sulteng untuk menjaga ketahanan pangan daerah maupun membantu dalam program swasembada pangan nasional. Ada pun prioritas itu dituangkan ke dalam slogan berani panen raya," tutur Nelson.
Ia meminta masyarakat menjaga produktivitas lahan pertanian, dan tidak melakukan alih fungsi untuk kepentingan properti lainnya, supaya kekuatan pertanian semakin meningkat dan terus konsisten.
