Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) berkomitmen menanamkan nilai moderasi beragama kepada pelajar di Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai upaya mencegah tindak kekerasan di sekolah.
"Menekankan nilai-nilai kebaikan kepada anak sejak dini harus dilakukan, baik di lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah supaya mereka memahami makna kehidupan dan tidak saling mencela," kata Ketua FKUB Sulteng Zainal Abidin di Palu, Kamis.
Ia mengemukakan, tidak jarang kasus kekerasan terjadi di lingkungan sekolah, baik itu kekerasan verbal maupun fisik, yang mana tindakan melanggar norma-norma kehidupan itu dapat memberikan tekanan mental terhadap korban.
Misalnya perundungan (bullying), biasanya korban kekerasan itu adalah orang-orang di anggap lemah, perilaku yang agresif dilakukan secara berulang kepada korban akan berdampak negatif terhadap kenyamanan anak belajar, bahkan bisa berujung pada tekanan mental mengakibatkan rasa trauma.
"Sebagai organisasi tempat berhimpun tokoh-tokoh lintas agama memiliki tanggung jawab memberikan perlindungan sekaligus mencegah tindak kekerasan melalui edukasi, supaya akhlak generasi muda semakin baik," ujarnya.
Ia menjelaskan, sosialisasi moderasi beragama kepada pelajar salah satu program kerja FKUB, yang mana pada Rabu (24/9) pihaknya melaksanakan kegiatan tersebut di tiga sekolah di Kabupaten Morowali.
Ia menuturkan bahwa moderasi beragama bukan hanya soal perbedaan keyakinan, melainkan menyangkut keberagaman bahasa, budaya, dan adat yang seringkali memicu kesalahpahaman.
Perbedaan merupakan ketetapan Tuhan. Bahkan anak kembar pun punya keinginan yang berbeda. Karena itu, menghormati perbedaan adalah bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta," ucap Zainal yang juga Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ia menjelaskan, memberikan pemahaman moderasi beragama kepada peserta didik supaya mereka mengerti bahwa keberagaman merupakan bagian dari kekayaan bangsa, bukan sumber pertentangan.
"Maka kalangan pelajar harus terus diberi pemahaman, bahwa hidup berdampingan dalam perbedaan adalah hal yang wajar," kata dia.
