Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) memberdayakan petani miskin ekstrem dan berpotensi stunting (tengkes) melalui program Berani Makmur 2025 yang digagas Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng.
"Program itu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, dengan sasaran petani yang tidak memiliki kemampuan finansial dan berisiko stunting, sehingga perlu dilakukan intervensi secara intensif," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Senin.
Ia menjelaskan, program Berani Makmur bagian dari sembilan program strategis daerah yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2030. Program itu masuk dalam kluster ke-6, yakni peningkatan hasil pertanian dan perikanan melalui kegiatan Berani Panen Raya dan Berani Tangkap Banyak, serta pembentukan brigade pertanian.
Menurut data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), di Sulteng terdapat sekitar dua ribu orang petani miskin ekstrem dan berisiko stunting desil satu dan dua yang menjadi fokus penanganan, tersebar di enam kabupaten, yakni Poso, Parigi Moutong, Sigi, Donggala, Tolitoli dan Buol.
"Para petani masuk kategori miskin ekstrem dan berisiko stunting dilakukan pendampingan dan pemberdayaan melalui bantuan," ujarnya.
Adapun jenis bantuan diberikan per orang yakni benih jagung hibrida varietas Bisi 2 sebanyak 9 kilogram, kemudian insektisida Amabas 500 EC 2 liter, herbisida kayaris 1 liter, PGC pucamadu 22 liter, pupuk organik cair Java Excellent 23 liter, sprayer electric Kresna ME1 satu unit.
Lalu bibit durian varietas MK Hortimart, Otong dan Kani 12 pohon, bibit alpukat varietas Ijo Bundar 12 pohon, benih cabai Sipedas F1 dalam kemasan 2 saset, dan tambahan bantuan petani berisiko stunting yakni benih bayam Tahta dalam kemasan, benih sawi Juwita dalam kemasan, dan benih tomat Himalaya dalam kemasan masing-masing tiga saset.
"Selain itu benih kacang panjang KP 1.000 tiga saset, benih pepaya jenis California Raja Seed dalam kemasan dua saset," ucapnya.
Ia mengemukakan, jumlah bantuan khusus penanganan petani miskin ekstrem ditaksasi sekitar Rp7,4 juta lebih, dan bantuan petani berisiko stunting ditaksasi Rp8,5 juta lebih.
"Stimulus bantuan untuk merangsang penari meningkatkan produksi dan produktivitas, sehingga pendapatan mereka lebih meningkat dari sebelumnya. Program ini akan di kolaborasi dengan pemerintah kabupaten (pemkab) masing-masing, termasuk pelibatan penyuluh pertanian," tutur Nelson.
