Sigi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah melibatkan seluruh kepala sekolah, camat, dan kepala desa untuk mengajak anak-anak yang putus sekolah di daerah itu untuk kembali bersekolah.
"Kami punya data terkait anak-anak di Kabupaten Sigi yang putus sekolah, jadi saya mohon kepada kepala-kepala sekolah di wilayahnya masing-masing untuk berkoordinasi dengan camat dan kepala desa guna mencatat dan mengajak mereka kembali sekolah bersama-sama," kata Bupati Sigi Moh Rizal Intjenae di Sigi, Jumat.
Ia mengemukakan pemerintah daerah berkomitmen ke depan tidak ada lagi anak-anak di Sigi yang tidak bersekolah maupun putus sekolah.
"Jadi salah satu upaya pemerintah daerah agar anak-anak kembali bersekolah dengan menyiapkan seragam sekolah gratis untuk jenjang PAUD, TK, SD hingga SMP," ucapnya.
Dia mengatakan seragam sekolah gratis itu diperuntukkan anak-anak yang berada pada desil 1 dan desil 2, yakni miskin ekstrem dan miskin.
"Kami pastikan juga di sekolah-sekolah tidak ada lagi pungutan dalam bentuk apapun," katanya.
Berdasarkan angka dari Pusdatin Kemendikbudristek tahun 2025 bahwa anak-anak yang putus sekolah maupun anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Sigi mencapai 6.048 orang.
Ia menyebutkan anak belum pernah bersekolah sejumlah 3.821 orang dengan angka tertinggi di Kecamatan Sigi Biromaru sebanyak 559 anak.
"Anak-anak ini perlu bahkan wajib kita ketahui penyebabnya sehingga sudah mencapai usia sekolah namun belum dimasukkan oleh orang tuanya sekolah," katanya.
Anak yang DO dari kelas 1 sampai 12 sejumlah 981 orang dengan tertinggi terjadi kelas 11 atau 2 SMA.
Anak yang lama tidak masuk atau melanjutkan (LTM) sejumlah 1.246 orang terdiri 407 di SD kelas 6 dan 839 di SMP kelas 9.
"Angka ini mengalami tren peningkatan mulai dari jenjang SMP sampai jelang SMA," ucap Rizal.
