Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, Hadianto Rasyid menegaskan pihaknya berkomitmen untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di Kota Palu, yang sebelumnya pernah menyandang predikat sebagai kota terkotor.
“Komitmen kami jelas. Pokoknya kotor sedikit saya sanksi. Kita juga telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk memastikan semua berjalan dengan baik,” katanya dalam keterangannya di Palu, Selasa.
Ia menyampaikan komitmen tersebut saat menerima kunjungan tim penilai dan verifikasi lapangan pemilihan kabupaten/kota terbaik dalam sistem pengelolaan sampah pada peringatan Hari Bakti ke-80 Pekerjaan Umum (PU).
Pada ajang ini, Kota Palu menjadi satu-satunya daerah di Pulau Sulawesi yang berhasil masuk dalam enam besar kabupaten/kota terbaik dalam sistem pengelolaan sampah tingkat nasional.
Wali Kota menyampaikan bahwa berbagai program telah dijalankan pemerintah kota untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah, mulai dari pembatasan penggunaan sampah plastik hingga pelibatan masyarakat melalui gerakan peduli lingkungan.
Ia juga menjelaskan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kawatuna kini telah menerapkan sistem sanitary landfill, yakni metode pemusnahan sampah dengan cara menumpuk, memadatkan, dan menutup sampah menggunakan tanah sehingga dapat meminimalkan pencemaran air, tanah, dan udara.
“Alhamdulillah, bisa dilihat seperti apa Palu sekarang. Kalau ditanya kekurangan, Palu masih banyak kekurangannya, tetapi kita terus berusaha. Pengelolaan sampah harus dilakukan sebaik mungkin,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, Pemerintah Kota Palu juga akan bekerja sama dengan Pemerintah Jepang untuk pembangunan fasilitas biogas di TPA Kawatuna.
Menurut dia, Pemerintah Jepang telah menyetujui pembiayaan studi kelayakan sebelum masuk tahap kontrak dan konstruksi.
Sementara itu, hasil penilaian pemilihan kabupaten/kota terbaik dalam sistem pengelolaan sampah pada peringatan Hari Bakti ke-80 PU akan diumumkan pada sekitar 3 Desember 2025.
