Palu (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Tengah (Sulteng) memberikan pelatihan vokasional olahan cokelat bagi warga binaan pemasyarakatan di Lapas Perempuan Kelas III Palu untuk mendorong kemandirian warga binaan.
Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng Bagus Kurniawan di Palu, Kamis, mengatakan pelatihan ini menjadi bagian dari strategi pembinaan yang berorientasi pada penguatan dan peningkatan pemberdayaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM.
“Kami ingin memastikan bahwa warga binaan memiliki keterampilan produktif yang dapat menjadi sumber penghidupan baru. Inilah wujud nyata dan langkah besar menuju cita-cita ‘Dari Narapidana Menjadi Wirausaha’,” katanya.
Ia menjelaskan pelatihan ini juga selaras serta menjadi dukungan konkret Ditjenpas Sulteng dalam menyukseskan salah satu dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Selain itu, lanjutnya, pelatihan tersebut juga mendukung program “Berani Harmoni” Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang menargetkan terciptanya 20.000 wirausaha baru dalam lima tahun.
Pada pelatihan ini, sebanyak 15 warga binaan mendapatkan materi teknis mulai dari pengenalan bahan baku, pengolahan cokelat, teknik pencetakan, hingga pengemasan produk layak jual.
Para peserta juga melakukan praktik langsung pembuatan olahan cokelat dengan pendampingan penuh dari instruktur.
Bagus mengatakan pihaknya juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Bank Sulteng dan BRI Cabang Pembantu Sudirman sebagai mitra pembinaan.
“Melalui pelatihan vokasional ini, pemasyarakatan berkomitmen dalam menghadirkan program kemandirian yang berdampak langsung pada masa depan warga binaan,” ujarnya.
Kepala Lapas Perempuan Palu Yoesiana menekankan bahwa pelatihan ini menjadi bekal penting bagi masa depan warga binaan.
Ia berharap keterampilan tersebut dapat menjadi peluang usaha saat warga binaan bebas nanti sehingga mereka bisa kembali ke masyarakat dengan kemampuan baru yang bermanfaat.
“Pelatihan ini diharapkan menjadi bekal bagi para warga binaan sehingga mereka memiliki kemampuan baru dan bisa memanfaatkannya setelah bebas dan mampu mandiri dalam ekonomi,” ujarnya.
