Merajut konektivitas, menatap peluang digital 2026

id Peluang digital 2026,konektivitas, ekonomi digital

Merajut konektivitas, menatap peluang digital 2026

Presiden Prabowo Subianto (kanan) didampingi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti (kedua kanan) menyapa siswa-siswa sebelum meluncurkan program Digitalisasi Pembelajaran Untuk Indonesia Cerdas di SMP Negeri 4 Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc/am.

Jakarta (ANTARA) - Tahun 2025 menjadi saksi bagaimana teknologi digital bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan fondasi kehidupan modern. Internet, telekomunikasi, dan inovasi digital, kini menggerakkan hampir semua aspek: bisnis, pendidikan, layanan publik, hingga hiburan.

Indonesia pun berada di jalur percepatan, meskipun tantangan besar masih mengintai.

Sepanjang tahun 2025, jumlah pengguna internet di Indonesia terus melonjak, didorong oleh jaringan 4G yang kian stabil dan ekspansi 5G yang mulai terasa di kota-kota besar. E-commerce dan fintech menjadi motor ekonomi digital, sementara IoT mulai merambah sektor industri dan perkotaan. Di balik capaian ini, ada tiga tantangan utama bagi Indonesia.

Pertama, keamanan siber. Serangan digital semakin kompleks. Ransomware, kebocoran data, dan penipuan daring menghantui bisnis dan layanan publik. Insiden gangguan pusat data nasional, tahun lalu menjadi pengingat bahwa ketahanan digital harus diperkuat. Serangan kini tidak hanya menargetkan perusahaan besar, tetapi juga UMKM dan individu, memanfaatkan celah keamanan di aplikasi dan perangkat.

Kedua, kesenjangan akses. Meski penetrasi internet tinggi, daerah terpencil masih tertinggal. Infrastruktur menumpuk di kota besar, sementara wilayah 3T menunggu solusi nyata. Kesenjangan ini berpotensi menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi jika tidak segera diatasi.

Ketiga, keterbatasan spektrum. Kapabilitas jaringan 5G masih terbatas karena ketersediaan pita frekuensi yang belum optimal. Ini memengaruhi kualitas layanan dan biaya investasi. Operator harus bersaing memanfaatkan spektrum yang ada sambil menunggu kebijakan pelelangan pita baru.


Ekonomi digital

Tanpa jaringan telekomunikasi yang kuat, semua inovasi akan lumpuh. Operator terus berinvestasi dalam fiber optik, menambah kapasitas 5G, dan menjajaki teknologi satelit orbit rendah untuk menjangkau daerah sulit. Kompetisi antar-operator juga semakin ketat, mendorong peningkatan kualitas layanan dan pengalaman pelanggan.

Telekomunikasi, kini bukan sekadar penyedia koneksi, tetapi penggerak ekosistem digital. Dari layanan keuangan berbasis QRIS, telemedisin, hingga platform edukasi daring, semua bergantung pada jaringan yang andal.

Bahkan, sektor industri mulai mengadopsi teknologi, seperti private 5G untuk otomasi pabrik dan logistik.

Mesin pertumbuhan baru

Ekonomi digital Indonesia terus melaju. E-commerce menjadi primadona, didukung oleh pembayaran digital yang semakin inklusif. Fintech memperluas akses keuangan, sementara sektor kreatif memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pasar global. IoT mulai diterapkan di pertanian presisi, transportasi, dan energi, menciptakan peluang baru bagi efisiensi dan produktivitas.

Pertumbuhan ini harus diimbangi dengan literasi digital. Banyak pengguna masih rentan terhadap penipuan daring dan belum memahami pentingnya keamanan data. Edukasi menjadi kunci agar transformasi digital tidak meninggalkan kelompok tertentu.


Nilai tambah

Memasuki 2026, Indonesia punya peluang besar untuk mengubah konektivitas menjadi keunggulan strategis:

Private 5G, network slicing, dan edge computing akan membuka jalan bagi otomasi pabrik, pelabuhan pintar, dan layanan real-time. Ini bukan sekadar meningkatkan efisiensi, tetapi juga menciptakan model bisnis baru berbasis data.

Kombinasi fiber, fixed wireless access, dan satelit LEO bisa menjadi solusi untuk wilayah terpencil. Dengan pendekatan hibrida, operator dapat memperluas jangkauan, tanpa membebani biaya investasi.

Lonjakan serangan siber menciptakan pasar baru untuk layanan keamanan terintegrasi, dari proteksi data hingga pemantauan jaringan. Operator dapat memanfaatkan posisi mereka untuk menawarkan paket keamanan yang terintegrasi dengan konektivitas.

Pertanian presisi, transportasi cerdas, dan energi terhubung akan tumbuh pesat, didukung platform data yang aman dan interoperabel (dapat dioperasikan bersama). Pemerintah daerah mulai mengadopsi konsep kota pintar untuk meningkatkan layanan publik.

Pelelangan pita frekuensi baru akan mempercepat kualitas layanan dan menurunkan biaya industri. Kebijakan yang berkelanjutan akan memastikan operator dapat berinvestasi, tanpa tekanan biaya yang berlebihan.

Kolaborasi ketahanan

Untuk mewujudkan peluang digital di tahun 2026, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempercepat pelelangan spektrum. Ketersediaan pita frekuensi seperti 700 MHz dan 3,5 GHz menjadi kunci untuk mendukung kapasitas jaringan 5G yang lebih luas dan berkualitas.

Tanpa langkah ini, operator akan kesulitan memenuhi kebutuhan data yang terus meningkat, terutama untuk layanan berbasis real-time dan industri yang membutuhkan konektivitas tinggi.

Selain itu, konsolidasi infrastruktur menjadi agenda penting. Kolaborasi antar-operator dalam pembangunan jaringan, khususnya di wilayah terpencil, akan mempercepat pemerataan akses internet.

Pendekatan berbagi infrastruktur tidak hanya menekan biaya investasi, tetapi juga memastikan bahwa masyarakat di daerah 3T tidak tertinggal dalam transformasi digital yang sedang berlangsung.

Di sisi keamanan, regulasi yang kuat harus segera diberlakukan. Perlindungan data dan keamanan siber tidak bisa lagi dianggap sebagai opsi, melainkan kebutuhan mendesak.
Penerapan konsep zero trust, pemantauan berbasis kecerdasan buatan, dan standar keamanan yang ketat akan menjadi fondasi untuk menjaga kepercayaan publik terhadap layanan digital. Tanpa penguatan ini, risiko serangan siber akan terus mengancam stabilitas ekosistem digital.

Terakhir, pengembangan talenta digital dan insentif teknologi baru harus berjalan beriringan. Program pelatihan dan sertifikasi di bidang cloud, AI, dan keamanan siber perlu diperluas agar Indonesia memiliki sumber daya manusia yang siap menghadapi era digital.

Di sisi lain, pemerintah dapat memberikan insentif bagi industri yang mengadopsi teknologi, seperti private 5G, IoT, dan solusi berbasis data. Langkah ini akan mempercepat inovasi, sekaligus menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Masa depan

Refleksi 2025 mengajarkan satu hal: adaptasi adalah kunci. Dunia digital membawa peluang besar, tetapi juga risiko yang tak bisa diabaikan. Dengan eksekusi kebijakan yang konsisten dan inovasi yang inklusif, 2026 bisa menjadi tahun akselerasi telekomunikasi berbasis layanan yang aman, merata, dan bernilai.

Telekomunikasi bukan lagi sekadar jaringan. Ia adalah penggerak ekonomi, katalis inovasi, dan jembatan menuju masa depan. Tugas kita adalah memastikan konektivitas tidak hanya cepat, tetapi juga tangguh, terpercaya, dan berdampak.

*) Dr Joko Rurianto, MM adalah profesional di PT Telkomsel, aktif menulis jurnal pemasaran strategis dan literasi teknologi digital dalam praktik bisnis modern

Pewarta :
Editor : Andriy Karantiti
COPYRIGHT © ANTARA 2026

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.