Sulteng kirim beras 5.000 ton ke Sulut

id beras

Sulteng kirim beras 5.000 ton ke Sulut

Ilustrasi (ANTARANews)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Bulog Divisi Regional Sulawesi Tengah meski masih minim dalam pengadaan beras, tetapi sudah mengirimkan beras sebanyak 5.000 ton dari hasil pembelian selama semester I ke Sulawewsi Utara (Sulut).

Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulteng, Bahar Haruna di Palu, Senin membenarkan dan menjelaskan bahwa beras yang telah dipasok ke Sulut, seluruhnya adalah hasil pengadaan pada musim panen (MP) 2018 ini.

"Kita memang masih kecil realisasi pengadaan beras untuk kebutuhan stok nasional. Tapi pengiriman beras ke daerah lain, khususnya Manado sudah dilakukan Bulog beberapa waktu lalu sebanyak 5.000 ton." kata dia.

Menurut dia, kemungkinan besar, Bulog Sulteng masih akan mengirim lagi beras sekitar 2.000 s/d 4.000 ton ke provinsi tetangga itu.

Pada 2017, kata Bahar, Bulog Sulteng sempat mengirim beras ke Gorontalo, Bolangmongondow dan Manado sebanyak 7.000 ton dari hasil pengadaan lokal.

Ketiga daerah di Pulau Sulawesi itu, memang masih mengalami kekurangan beras sehingga harus dipasok dari daerah lain yakni Sulteng.

Sulteng sendiri selama ini sudah swasembadah beras sejak dari 1984. Produksi gabah kering panen (GKP) petani Sulteng saat ini mencapai lebih satu juta ton.

Bahkan setiap tahunnya, petani di Provinsi Sulteng rata-rata surplus beras sekitarv 300.000 ton.

Dan pemerintah daerah setempat pada musim panen (MP) 2018 ini berharap surplus beras petani Sulteng meningkat menjadi 500.000 ton.

Bahar mengatakan sebagian beras yang diserap oleh Bulog untuk mendukung operasi penyaluran bansos, cadangan beras pemerintah yang setiap tahunnya dialokasikan bagi korban bencana alam dan menunjang operasi pasar stabilisasi harga beras di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulteng.

Sulteng selama tiga tahun terakhir ini (2016 s/d medio Agustus 2018) tidak lagi menerima beras dari daerah lain, termasuk beras eks impor.

Namun tahun-tahun sebelumnya, Bulog Sulteng harus mendatangkan beras dari daerah lain, terutama dari Sulawesi Selatan dan juga menerima beras eks impor yang didatangkang Perum Bulog untuk memenuhi kebutuhan daerah-daerah yang selama ini defisit pengadaan dan stok beras.

Tetapi sejak tiga tahun terakhir, Bulog Sulteng tidak lagi menerima beras impor baik dari produksi daerah lain maupun yang didatangkan dari luar negeri.

Sulteng pada MP 2018 ini ditargetkan Perum Bulog untuk menyerap beras produksi petani selama Januari-Desember tahun ini sebanyak 50.000 ton. Hingga kini baru terealisasi sekitar 24 persen atau 10.000 ton.

Salah satu kendala adalah harga beras di tingkat petani masih jauh diatas standar harga yang ditetapkan pemerintah yang menjadi acuan Bulog dalam membeli. HPP beras ditetapkan pemerintah Rp6.030/kg dan harga beras di tingkat petani berkisar Rp8.500/kg.