Gubernur lepas OP cadangan beras pemerintah

id lepas,beras

Gubernur lepas OP cadangan beras pemerintah

Kepala Biro Administrasi Perekonomian Richard Arnaldo mewakili Gubernur Sulteng lepas OP CBP (Anas Masa)

Palu, 4/9 (Antara) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola melepas tim operasi pasar cadangan beras pemerintah sebagai langkah antisipasi kemungkinan terjadinya gejolak harga beras di daerah itu.

Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulteng, Bahar Haruna di Palu, Selasa, membenarkan Richard Arnaldo  Karo Adminitrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Sulteng mewakili gubernur telah melepas tim OP beras cadangan pemerintah berlangsung di gudang Bulog di Kelurahan Tondoi, Kecamatan Palu Timur.

OP akan  dilaksanakan
di dua pasar tradisional terbesar di Ibu Kota Provinsi Sulteng itu.

Dua pasar yang menjadi sasaran pelaksanaan operasi tersebut oleh Bulog Sulteng yakni Pasar Induk Tradisional (PIT) Manonda di Kecamatan Palu Barat dan PIT Masomba di Kecamatan Palu Selatan.

Untuk mendukung kegiatan dimaksud, Bulog Sulteng menyediakan empat ton masing-masing dua ton beras cadangan stok pemerintah dijual eceran di PIT Manonda dan PIT Masomba Palu.

Gubernur sangat berharap dengan digelontorkannya beras cadangan pemerintah yang selama ini disimpan di gudang beras Bulog Sulteng dapat membantu masyarakat karena harga penjualan tentu lebih rendah dibandingkan beras yang diperdagangkan oleh para pedagang pengecer.

Bulog, kata Gubernur, dipastikan menjual beras sesuai dengan standar harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah pusat.

Pemerintah pusat sebelumnya telah menetapkan HET untuk sejumlah komoditas pangan, termasuk di dalamnya beras, gula pasir, minyak goreng dan daging beku. Empat komoditas ini terus dipantau pemerintah karena menyangkut kebutuhan pokok orang banyak.

Karena itu, salah satu langkah yang dilakukan pemerintah pusat sampai daerah, termasuk di Provinsi Sulteng dengan melaksanakan operasi pasar, khusus untuk komoditas pangan beras.

Beras merupakan makanan pokok masyarakat yang harus selalu tersedia secara memadai dan harganya di pasaran diupayakan terkendali.

Pelaksanaan kegiatan dimaksud, tentu tidak hanya di Sulteng atau Kota Palu, tetapi juga didaerah-daerah lainnya di seluruh Tanah Air.

Bahar Haruna menambahkan hingga kini Bulog Sulteng masih menguasai stok beras di gudang dalam jumlah memadai.

Ia enggan menyebutkan, kecuali menjamin stok beras yang ada sekarang ini untuk kebutuhan selama tujuh bulan ke depan.

Selain masih memiliki stok dalam jumlah memadai, Bulog Sulteng tetap gencar melaksanakan pembelian beras produksi petani lokal.

"Kami tetap mengandalkan beras yang dibeli Bulog dari petani di sejumlah kabupaten dan kota di Sulteng," kata dia.

Bulog Sulteng selama Januari hingga per 31 Agustus 2018 telah membeli sekitar 11.000 ton beras petani.

Sementara target pengadaan beras pada musim panen (MP) 2018 ini diproyeksikan sebanyak 50.000 ton.

Dua pasar yang menjadi sasaran pelaksanaan operasi tersebut oleh Bulog Sulteng yakni Pasar Induk Tradisional (PIT) Manonda di Kecamatan Palu Barat dan PIT Masomba di Kecamatan Palu Selatan.

Untuk mendukung kegiatan dimaksud, Bulog Sulteng menyediakan empat ton masing-masing dua ton beras cadangan stok pemerintah dijual eceran di PIT Manonda dan PIT Masomba Palu.

Gubernur sangat berharap dengan digelontorkannya beras cadangan pemerintah yang selama ini disimpan di gudang beras Bulog Sulteng dapat membantu masyarakat karena harga penjualan tentu lebih rendah dibandingkan beras yang diperdagangkan oleh para pedagang pengecer.

Bulog, kata Gubernur, dipastikan menjual beras sesuai dengan standar harga eceran tertinggi (HET)?yang ditetapkan pemerintah pusat.

Pemerintah pusat sebelumnya telah menetapkan HET untuk sejumlah komoditas pangan, termasuk di dalamnya beras, gula pasir, minyak goreng dan daging beku. Empat komoditas ini terus dipantau pemerintah karena menyangkut kebutuhan pokok orang banyak.

Karena itu, salah satu langkah yang dilakukan pemerintah pusat sampai daerah, termasuk di Provinsi Sulteng dengan melaksanakan operasi pasar, khusus untuk komoditas pangan beras.

Beras merupakan makanan pokok masyarakat yang harus selalu tersedia secara memadai dan harganya di pasaran diupayakan terkendali.

Pelaksanaan kegiatan dimaksud, tentu tidak hanya di Sulteng atau Kota Palu, tetapi juga didaerah-daerah lainnya di seluruh Tanah Air.

Bahar Haruna menambahkan hingga kini Bulog Sulteng masih menguasai stok beras di gudang dalam jumlah memadai.

Ia enggan menyebutkan, kecuali menjamin stok beras yang ada sekarang ini untuk kebutuhan selama tujuh bulan ke depan.

Selain masih memiliki stok dalam jumlah memadai, Bulog Sulteng tetap gencar melaksanakan pembelian beras produksi petani lokal.

"Kami tetap mengandalkan beras yang dibeli Bulog dari petani di sejumlah kabupaten dan kota di Sulteng," kata dia.

Bulog Sulteng selama Januari hingga per 31 Agustus 2018 telah membeli sekitar 11.000 ton beras petani.

Sementara target pengadaan beras pada musim panen (MP) 2018 ini diproyeksikan sebanyak 50.000 ton.