Anang Hermansyah, Sukses dan Naik Kelas

Surabaya (anatarasulteng.com) - Artis Anang Hermansyah ternyata tidak hanya bisa menyanyi, terbukti saat didaulat berbicara dalam seminar "enterpreneuship santri" yang digelar Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Jatim di Surabaya (13/11) pun bisa.

Tidak tanggung-tanggung, pemilik "Hijau Studio" Jakarta itu bercerita banyak tentang sukses, termasuk pengalaman dirinya sebagai "pengusaha hiburan" di tengah industri musik yang mengalami deraan berat saat ini.

"Sukses itu ibarat naik kelas. Kalau mau naik kelas itu pasti diuji dan yang namanya naik kelas itu pasti bertahap mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Kalau lulus SD lebih cepat itu bisa, tapi kalau melompat dari SD ke SMA itu nggak bisa," ucapnya bak motivator terkenal.

Tentang rahasia suksesnya, suami artis Ashanty itu menyebutkan pesan ayahanda. "Pesan bapak saya, kalau saya mau jadi apa saja, terserah. Cuma beliau punya satu pesan, jadilah orang yang jujur," tuturnya.

Pesan ayahanda itu merujuk pada kejadian dalam kehidupan yang tak ada satupun tanpa melalui "intervensi" Allah SWT. "Menderita, kaya, atau ditinggal pergi istri itu semua merupakan apa kata Allah," tukas Anang yang hingga kini masih mengaku sebagai santri dari sebuah pesantren di Jember.

Artis yang kini menjadi Pembina HIPSI Pusat dan "Brand Ambassador" HIPSI itu mencontohkan Indonesia yang merupakan negara kaya tapi miskin. "Kalau kita mengejar kapital tanpa bersandar pada Allah itu ya seperti Indonesia, kita mungkin kaya tapi akan miskin jadinya," kilahnya.

Mengenai HIPSI, Anang menyebut HIPSI merupakan wahana beraktivitas yang baginya sangat erat kaitannya dengan panggilan jiwa. "Saya berterima kasih ditawari menjadi bagian dari HIPSI yang sudah lama menjadi mimpi saya. Santri ke depan harus merapatkan barisan," paparnya.

Pandangan Anang itu dibenarkan kakaknya, Arum Sabil, yang duduk di sampingnya saat hadir dalam seminar HIPSI untuk menyemarakkan Deklarasi HIPSI Jatim oleh Ketua HIPSI Pusat Mochammad Ghozali itu.

"Yang jelas, sukses itu bukan bersifat internal, tapi sejauh mana bisa bermanfaat untuk lingkungan. Apalagi, pengusaha itu bisa ada karena tiga faktor yakni sejak lahir (bawaan), latihan (workshop), dan (E011)