Harga tomat di Palu melonjak tajam

id tomat,sigi

Harga tomat di Palu melonjak tajam

Pedagang tomat di Pasar Masomba (Istimewa)

Petani Sigi kini kembali menggarap lahan tidur untuk ditanami tomat karena harganya menarik
Palu (Antaranews Sulteng) - Harga tomat di pasaran Kota Palu, Sulawesi Tengah, dalam beberapa hari terakhir ini mengalami lonjakan tajam karena pasokan dari produsen berkurang.

Pantauan di Pasar Masomba Palu, Selasa, harga tomat yang normalnya dijual Rp5.000/kg, kini naik hingga mencapai Rp12.000/kg.

Menurut para pedagang, kenaikan harga dikarena pasokan kurang dan juga harga di tingkat petani naik.

Kebanyakan tomat yang dijual di pasar-pasar tradisional di Kota Palu didatangkan dari Dataran Napu, Kabupaten Poso. Hasil panen petani di Dataran Napu selain dijual di Palu, juga dikirim keluar daerah seperti Manado,Gorontalo dan Kalimantan.

Di Sulteng, kata Nunung, seorang pedagang, ada dua daerah penghasil sayur-mayur yakni Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi. Hanya saja petani di Kabupaten Sigi selama tiga bulan pascagempabumi 28 September 2018 tidak mengolah lahan karena mengalami likuifaksi serta kesulitan air sebab jaringan irigasi Gumbasa rusak total.

"Ini yang mengakibatkan harga tomat di pasaran bergerak naik cukup tajam," kata Nunung.

Meski pasokan berkurang, tetapi masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Ibu Kota Provinsi Sulteng itu.

Lisnawati, pedagang tomat lainnya di Pasar Masomba mengaku bahwa kenaikan harga tomat sudah berlangsung lebih sepekan, dipicu dipicu oleh pasokan yang berkurang dan permintaan meningkat.

Harga tomat di tingkat petani naik dari biasanya hanya Rp1.000/kg, menjadi di atas Rp5.000. Hal ini memiliki dampak positif karena petani kini kembali menggarap klahan-lahan mereka yang masih 'tidur' untuk ditanami tomat.

Sulastri, seorang petani di Kabupaten Sigi mengatakan petani di sejumlah desa seperti Sidera, Oloboju, Jono Oge mulai kembali menggarap lahan pertanian setelah tiga bulan pascagempa diterlantarkan.

Sekarang ini, kata dia, petani sudah mulai mebajak lahan pertanian untuk ditanami komoditi-komoditi jangka pendelk yang tidak membutuhkan banyak air.

"Kalau menanam padi, tidak mungkin, sebab irigasi rusak total dan hingga kini belum juga diperbaiki oleh pemerintah," kata dia.

Agar lahan pertanian bisa menghasilkan, maka petani memilih menanam komoditi-komoditi jangka pendek  seperti cabai,tomat, bawang dan sayuran lainnya.
 
PANEN TOMAT Sulhan, petani tomat Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (25/4) sedang memanen tomat. Seluruh tomat di kebun Sulhan akan dijual ke Kalimantan Timur. (FOTO ANTARA Sulteng/Anas Massa)