Ramai polemik Tugu Nol Kilometer, ini tanggapan legislator Kota Palu

id Palu,Kota Palu,DRPD Paly,DPRD Palu

Ramai polemik Tugu Nol Kilometer, ini tanggapan legislator Kota Palu

Tugu Sambulu Gana Nol Kilometer Palu. (Antaranews/Muh. Arsyandi)

Palu (ANTARA) - Beberapa pekan terakhir Tugu Sambulu Gana Nol Kilometer di Kota Palu menjadi perbincangan hangat terutama di media sosial. 

Banyak warga yang mengkritik pembangunan tugu yang menelan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kota Palu tahun 2018 hingga Rp2 miliar itu saat bantuan untuk pengungsi korban bencana yang hingga kini masih belum jelas dan merata. 

Namun tidak sedikit pujian dan dukungan mengalir atas upaya Pemerintah Kota Palu kembali menata dan memperindah wajah kota yang porak poranda pasca bencan, salah satunya dengan keberadaan Tugu Nol Kilometer tersebut.

Sejumlah legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu pun memberikan tanggapan terhadap kontroversi tersebut.

Anggota DPRD Palu Fraksi PKS Sucipto tidak mempermasalahkan pembangunan Tugu Nol Kilometer itu sebab jauh-jauh hari sebelum bencana 28 September 2018 lalu, anggaran pembangunan tugu itu telah ditetapkan.

"Sebelum bencana anggaran pembangunan Tugu Nol Kilometer itu kan sudah disepakati dalam rapat banggar (badan anggaran) membahas APBD 2019 antara Pemkot Palu dengan DPRD Palu," katanya, Kamis.

Ia memastikan jika anggaran pembangunan tugu itu sama sekali tidak mempengaruhi hingga mengurangi anggaran Pemkot Palu untuk pengungsi korban bencana yang sampai detik ini masih banyak tinggal di tenda-tenda pengungsia dan hunian sementara (huntara).

"Pengalihan anggaran itu tidak semudah yang difikirkan masyarakat. Dana pembanguannya juga tidak seberapa sehingga tidak mengganggu dana Pemkot Palu untuk membantu korban bencana,"ujarnya.

Ia juga menyatama  jika bantuan untuk pengungsi dan korban bencana di Palu bukan hanya tanggungjawab Pemkot Palu saja tapi merupakan tigas, tanggungjawab  dan kewajiban pemerintah pusat.

Terkait desain dari Tugu Nol Kilometer, ia mengaku Pemkot Palu tidak pernah memperlihatkan dan mensosialisasikan dengannya dan sebagian anggota DPRD Palu.

"Saya pribadi tidak pernah tahu modelnya bagaimana. Tiba-tiba sudah dibangun. Biasanya kalau pembangunan tugu seperti itu harus disayembarakan. Ini tidak. Kemudian filosofi dari desain tugunya juga hanya dicocok-cocokkan," ujarnya.

Sementara itu anggota DPRD Palu Fraksi Gerindra Bernadet L Sallata mengatakan jika pembangunan Tugu Nol Kilometer perlu dilakukan dan sah-sah saja. Apalagi pasca bencana banyak spot-spot wisata di Palu yang hancur dan hilang.

"Supaya Kota Palu kembali Indah. Saat ini perlu pembangunan-pembangunan spot-spot wisata seperti Tugu Nol Kilometer agar masyarakat tidak terus menerus berduka saat melihat bangunan-banguann yang rusak dna hancur saat bencana,"ucapnya.

Olehnya ia berharap masyarakat tidak perlu lagi mempermasalahkan keberadaan tugu tersebut. Ia mengajak warga dari berbagai lapisan agar turut membantu dan mendukung upaya pemerintah kota dalam membangun kembali Palu pasca bencana.

"Tidak mungkin mau dibongkar itu Tugu Nol Kilometer. Anggaran pembangunannya sudah dibahas dan ditetapkan dalam APBD Perubahan 2018 sebelum bencana,"katanya.