Palu, (antarasulteng.com) - Kondisi Komandan Rayon Militer (Danramil) Marawola, Kabupaten Sigi, Kapten (Inf) Rusli Saisa, yang terkana senjata rakitan "dum-dum" berangsur membaik setelah menjalani operasi pengangkatan potongan besi di kakinya di RS Bhayangkara Palu.
Pejabat Humas Polda Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Kompol Rostin Tumaloto di Palu, Sabtu mengatakan tim medis berhasil mengangkat tiga potongan besi di kaki Rusli Saisa.
Menurut dia, potongan besi itu tidak sampai menembus tulang, hanya bersarang di dalam daging. Potongan besi berukuran sekitar satu cm tersebut merupakan amunisi dari senjata rakitan "dum-dum".
Rusli Saisa terkena "dum-dum" saat sedang berlangsung pemusnahan ratusan senjata rakitan di Mapolsek Marawola pada 10 Juli 2013. Ketika sebuah senjata sedang dipotong oleh Kapolres Donggala AKBP Guruh Arif Darmawan tiba-tiba terdengar letusan.
Rusli Saisa yang saat itu berada tidak jauh dari Kapolres Donggala terkena dampak ledakan itu di bagian kaki. Rusli Saisa segera dilarikan ke Puskesmas terdekat dan selanjutnya dirujuk ke RS Bhayangkara Palu karena mengalami luka.
Kapolres Guruh Arif Darmawan mengatakan kejadian tersebut adalah musibah. Sebelumnya petugas sudah merendam berbagai senjata itu ke dalam air dengan tujuan mesiu di dalam senjata itu tidak berfungsi kembali.
Rusli sendiri mengatakan kejadian yang dialaminya adalah murni kecelakaan. "Kita ambil hikmahnya saja, yakni agar lebih berhati-hati ke depannya," katanya.
Dum-dum merupakan senjata rakitan terbuat dari pipa sepanjang 60 cm hingga satu meter yang berbahan peledak dari mesiu petasan atau serbuk korek api.
Di dalam pipa yang dibentuk mirip senjata api laras panjang itu kemudian diisi pecahan kaca, paku atau potongan logam.
Jarak tembak senjata itu mencapai 10 meter hingga 20 meter yang arah letusannya tak beraturan, dan jika mengenai manusia bisa mematikan. Saat bentrok antarwaga, masyarakat kerap menggunakan senjata "dum-dum". (SKD)
Pejabat Humas Polda Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Kompol Rostin Tumaloto di Palu, Sabtu mengatakan tim medis berhasil mengangkat tiga potongan besi di kaki Rusli Saisa.
Menurut dia, potongan besi itu tidak sampai menembus tulang, hanya bersarang di dalam daging. Potongan besi berukuran sekitar satu cm tersebut merupakan amunisi dari senjata rakitan "dum-dum".
Rusli Saisa terkena "dum-dum" saat sedang berlangsung pemusnahan ratusan senjata rakitan di Mapolsek Marawola pada 10 Juli 2013. Ketika sebuah senjata sedang dipotong oleh Kapolres Donggala AKBP Guruh Arif Darmawan tiba-tiba terdengar letusan.
Rusli Saisa yang saat itu berada tidak jauh dari Kapolres Donggala terkena dampak ledakan itu di bagian kaki. Rusli Saisa segera dilarikan ke Puskesmas terdekat dan selanjutnya dirujuk ke RS Bhayangkara Palu karena mengalami luka.
Kapolres Guruh Arif Darmawan mengatakan kejadian tersebut adalah musibah. Sebelumnya petugas sudah merendam berbagai senjata itu ke dalam air dengan tujuan mesiu di dalam senjata itu tidak berfungsi kembali.
Rusli sendiri mengatakan kejadian yang dialaminya adalah murni kecelakaan. "Kita ambil hikmahnya saja, yakni agar lebih berhati-hati ke depannya," katanya.
Dum-dum merupakan senjata rakitan terbuat dari pipa sepanjang 60 cm hingga satu meter yang berbahan peledak dari mesiu petasan atau serbuk korek api.
Di dalam pipa yang dibentuk mirip senjata api laras panjang itu kemudian diisi pecahan kaca, paku atau potongan logam.
Jarak tembak senjata itu mencapai 10 meter hingga 20 meter yang arah letusannya tak beraturan, dan jika mengenai manusia bisa mematikan. Saat bentrok antarwaga, masyarakat kerap menggunakan senjata "dum-dum". (SKD)