Donggala (ANTARA) - Desa Lampo di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, dijadikan sebagai lokasi percontohan pelaksanaan Program Kampung Iklim, yang ditujukan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam upaya penguatan kapasitas adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Bupati Donggala Kasman Lassa di Donggala, Sabtu, mengatakan bahwa Desa Lampo dijadikan sebagai lokasi percontohan pelaksanaan Program Kampung Iklim berbasis perhutanan sosial karena sudah memiliki izin mengelola hutan desa.
"Kami mendukung program nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang dimaksudkan untuk mengendalikan perubahan iklim, termasuk upaya pengurangan emisi gas rumah kaca," katanya.
Ia mengatakan bahwa setelah pemerintah mengeluarkan izin hak pengelolaan hutan desa pada Maret 2017, masyarakat Desa Lampo mulai melakukan upaya-upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Pemerintah Kabupaten Donggala, ia melanjutkan, akan menggerakkan organisasi-organisasi perangkat daerah untuk mendukung pelaksanaan Program Kampung Iklim di desa itu.
Program Kampung Iklim komponen utamanya adalah adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Upaya adaptasi meliputi pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor; peningkatan ketahanan pangan; penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, dan gelombang tinggi; serta pengendalian penyakit terkait iklim.
Sedangkan upaya mitigasi mencakup pengelolaan sampah dan limbah, penggunaan energi baru dan terbarukan, budi daya pertanian rendah emisi gas rumah kaca, peningkatan tutupan vegetasi, serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Kasman mengatakan bahwa selain untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim, Program Kampung Iklim juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Direktur Yayasan Merah Putih Sulawesi Tengah Amran Tambaru mengatakan bahwa kesepakatan untuk menjadikan Desa Lampo sebagai percontohan Program Kampung Iklim berbasis perhutanan sosial akan diikuti dengan upaya untuk mengembangkan pengelolaan hutan desa, antara lain dengan melakukan penghijauan, meningkatkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, serta membangun tempat ekowisata air terjun di hutan desa.
"Kegiatan-kegiatan tersebut selain melestarikan hutan juga dapat membantu peningkatan pendapatan masyarakat," kata Amran.
"Kita berharap program ini dapat berjalan dengan baik dan dapat bermanfaat untuk masyarakat di Desa Lampo," ia menambahkan.
Bupati Donggala Kasman Lassa di Donggala, Sabtu, mengatakan bahwa Desa Lampo dijadikan sebagai lokasi percontohan pelaksanaan Program Kampung Iklim berbasis perhutanan sosial karena sudah memiliki izin mengelola hutan desa.
"Kami mendukung program nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang dimaksudkan untuk mengendalikan perubahan iklim, termasuk upaya pengurangan emisi gas rumah kaca," katanya.
Ia mengatakan bahwa setelah pemerintah mengeluarkan izin hak pengelolaan hutan desa pada Maret 2017, masyarakat Desa Lampo mulai melakukan upaya-upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Pemerintah Kabupaten Donggala, ia melanjutkan, akan menggerakkan organisasi-organisasi perangkat daerah untuk mendukung pelaksanaan Program Kampung Iklim di desa itu.
Program Kampung Iklim komponen utamanya adalah adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Upaya adaptasi meliputi pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor; peningkatan ketahanan pangan; penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, dan gelombang tinggi; serta pengendalian penyakit terkait iklim.
Sedangkan upaya mitigasi mencakup pengelolaan sampah dan limbah, penggunaan energi baru dan terbarukan, budi daya pertanian rendah emisi gas rumah kaca, peningkatan tutupan vegetasi, serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Kasman mengatakan bahwa selain untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim, Program Kampung Iklim juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Direktur Yayasan Merah Putih Sulawesi Tengah Amran Tambaru mengatakan bahwa kesepakatan untuk menjadikan Desa Lampo sebagai percontohan Program Kampung Iklim berbasis perhutanan sosial akan diikuti dengan upaya untuk mengembangkan pengelolaan hutan desa, antara lain dengan melakukan penghijauan, meningkatkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, serta membangun tempat ekowisata air terjun di hutan desa.
"Kegiatan-kegiatan tersebut selain melestarikan hutan juga dapat membantu peningkatan pendapatan masyarakat," kata Amran.
"Kita berharap program ini dapat berjalan dengan baik dan dapat bermanfaat untuk masyarakat di Desa Lampo," ia menambahkan.