Mekkah (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, berdasarkan informasi dari Menteri Haji Arab Saudi kemungkinan kuota haji Indonesia pada 2023 akan lebih banyak dari tahun ini.
"Kuota tahun depan mudah-mudahan informasi yang saya dapat dari Menteri Haji Saudi ketika saya ketemu beliau pascamina itu in syaa Allah akan lebih banyak dari tahun ini," kata Menag usai rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah haji di Jeddah, Sabtu.
Namun ia belum dapat memastikan angka pasti kuota tersebut. Menag mengharapkan kuota 100 persen. Gus Men, panggilan akrabnya meyakinkan bahwa ia akan terus intens berkomunikasi dengan pihak Saudi.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam pertemuan dengan Menteri Saudi itu juga disampaikan bahwa akan ada kuota khusus untuk usia lanjut.
"Definisi seperti apa saya belum tahu. Lebih baik kita tunggu saja Pemerintah Saudi," tambah dia.
Pada pelaksanaan haji 2022, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 100.051 orang, atau berkurang setengahnya dari 2019 akibat pembatasan dampak dari pandemi COVID-19.
Begitu juga dengan biaya haji, diharapkan tahun depan turun sehingga tidak memberatkan jamaah haji.
Tahun ini biaya operasional haji juga membengkak sehingga membutuhkan dana tambahan mencapai Rp1,5 triliun.
Pada kesempatan itu juga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa maskapai penerbangan jangan mengubah jadwal penerbangan jamaah haji sesukanya karena akan berdampak langsung pada jamaah.
"Tidak bisa mengubah-ubah pemberangkatan sesukanya karena ini terkait jamaah dan lain-lain termasuk penganggaran dan konsumsi terutama jamaah yang tidak semudah seperti di Indonesia," kata Menag.
Dalam rapat tersebut hadir delegasi Amirul Hajj, Dubes RI di Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, tim pengawas, stafsus Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief beserta jajarannya, serta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Menurut Menag, sampai hari ini pihaknya sudah mendapat surat perubahan jadwal ke 16 dari maskapai Garuda Indonesia. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada jamaah haji.
"Bahkan hari ini kita terima surat yang harusnya pulang dari Madinah di geser minta pulang ke Jeddah. Ini butuh waktu persiapan kurang lebih sembilan jam, artinya ini akan mengurangi hak jamaah selama di Madinah selain tentu ada konsekuensi lain terkait pembiayaan," katanya.
Ia sudah meminta Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah beserta jajarannya untuk bicara ulang dengan maskapai terkait kontrak pemberangkatan jamaah haji.
"Jadi saya minta, saya tegas saja sesuai dengan kontrak. Maskapai penerbangan sesuai dengan kontrak. Saya tidak mau ada manuver-manuver lain di luar itu, gak tau caranya itu karena ini terkait dengan jamaah," katanya.
Operasional haji 1443 H/2022 M sudah memasuki hari ke-43. Saat ini, telah berlangsung fase pemulangan jamaah haji gelombang pertama dari Bandara Internasional King Abdul MakkahAziz, Jeddah.
Sementara mulai 21 Juli 2022, jamaah haji yang berangkat pada gelombang kedua akan diberangkatkan dari Mekkah menuju Madinah.
"Kuota tahun depan mudah-mudahan informasi yang saya dapat dari Menteri Haji Saudi ketika saya ketemu beliau pascamina itu in syaa Allah akan lebih banyak dari tahun ini," kata Menag usai rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah haji di Jeddah, Sabtu.
Namun ia belum dapat memastikan angka pasti kuota tersebut. Menag mengharapkan kuota 100 persen. Gus Men, panggilan akrabnya meyakinkan bahwa ia akan terus intens berkomunikasi dengan pihak Saudi.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam pertemuan dengan Menteri Saudi itu juga disampaikan bahwa akan ada kuota khusus untuk usia lanjut.
"Definisi seperti apa saya belum tahu. Lebih baik kita tunggu saja Pemerintah Saudi," tambah dia.
Pada pelaksanaan haji 2022, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 100.051 orang, atau berkurang setengahnya dari 2019 akibat pembatasan dampak dari pandemi COVID-19.
Begitu juga dengan biaya haji, diharapkan tahun depan turun sehingga tidak memberatkan jamaah haji.
Tahun ini biaya operasional haji juga membengkak sehingga membutuhkan dana tambahan mencapai Rp1,5 triliun.
"Tidak bisa mengubah-ubah pemberangkatan sesukanya karena ini terkait jamaah dan lain-lain termasuk penganggaran dan konsumsi terutama jamaah yang tidak semudah seperti di Indonesia," kata Menag.
Dalam rapat tersebut hadir delegasi Amirul Hajj, Dubes RI di Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, tim pengawas, stafsus Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief beserta jajarannya, serta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Menurut Menag, sampai hari ini pihaknya sudah mendapat surat perubahan jadwal ke 16 dari maskapai Garuda Indonesia. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada jamaah haji.
"Bahkan hari ini kita terima surat yang harusnya pulang dari Madinah di geser minta pulang ke Jeddah. Ini butuh waktu persiapan kurang lebih sembilan jam, artinya ini akan mengurangi hak jamaah selama di Madinah selain tentu ada konsekuensi lain terkait pembiayaan," katanya.
Ia sudah meminta Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah beserta jajarannya untuk bicara ulang dengan maskapai terkait kontrak pemberangkatan jamaah haji.
"Jadi saya minta, saya tegas saja sesuai dengan kontrak. Maskapai penerbangan sesuai dengan kontrak. Saya tidak mau ada manuver-manuver lain di luar itu, gak tau caranya itu karena ini terkait dengan jamaah," katanya.
Operasional haji 1443 H/2022 M sudah memasuki hari ke-43. Saat ini, telah berlangsung fase pemulangan jamaah haji gelombang pertama dari Bandara Internasional King Abdul MakkahAziz, Jeddah.
Sementara mulai 21 Juli 2022, jamaah haji yang berangkat pada gelombang kedua akan diberangkatkan dari Mekkah menuju Madinah.