Jakarta (antarasulteng.com) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla telah memfasilitasi pertemuan Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MERC) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) untuk membangun rumah sakit kemanusiaan di Rakhine, Myanmar.

"Pak Wapres serius mengajak Walubi, beliau mempertemukan saya dengan Hartati Murdaya sebagai ketua umum Walubi untuk membahas rencana ini (pembangunan rumah sakit)," kata Presidium MERC dr. Sarbini Abdul Murab yang dihubungi setelah pertemuan di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu.

Selain dr. Sarbini dan Hartati, hadir pula tokoh Walubi yang juga suami Hartati Murdaya, yakni Widyawimarta Poo, dan pengurus pusat Palang Merah Indonesia.

Menurut Sarbini, tanggapan dari Ketua Umum Walubi tersebut positif mendukung pembangunan rumah sakit Indonesia di rencananya akan didirikan di atas tanah seluas empat ribu meter persegi di Mrauk-U, Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

"Yang penting kita sudah satu visi bahwa rumah sakit MERC-Walubi-PMI ini akan menjadi simbol keharmonisan hubungan antarumat beragama di Indonesia," kata Sarbini.

Sebelumnya pada Senin (13/6), Wapres telah menerima dr. Sarbini dan anggota pengurus pusat MERC lainnya untuk membicarakan rencana itu.

Selain pembelian tanah, MERC juga telah mengantongi dukungan pemerintah Negara Bagian Rakhine, sementara itu dana konstruksi yang dibutuhkan sekitar 20-30 miliar rupiah.

Rumah sakit di Myanmar akan menjadi pembangunan fasilitas kesehatan kedua oleh MERC yang sebelumnya telah berhasil mendirikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, dan diresmikan oleh pemerintah Indonesia pada awal 2016 lalu.

Negara Bagian Rakhine terletak di sebelah barat Ibu Kota Myanmar Nay Pyi Daw, di mana Muslim Rohingya menjadi penduduk minoritas di tengah-tengah umat Buddha yang merupakan mayoritas di sana.

Konflik yang dipicu sentimen keagamaan masih sering terjadi, dan puncaknya pada Mei 2015 lalu, negara-negara ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand kebanjiran ribuan pengungsi yang datang melalui Laut Bengal.

Sebagian besar dari pengungsi itu adalah etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar untuk menghindari konflik yang berkecamuk, sementara sisanya adalah migran dengan motif ekonomi dari Bangladesh.

Pewarta : Azizah Fitriyanti
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024