Palu (ANTARA) - Bupati Banggai Kepulauan (Bangkep), Ihsan Basir, meminta jamaah calon haji asal Kabupaten Bangkep menjaga kesehatan fisik selama proses pemberangkatan dan pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi.
"Kesehatan fisik sangat penting, karena ibadah haji adalah ibadah yang dalam implementasinya membutuhkan banyak gerakan fisik," ucap Ihsan Basir, dihubungi dari Palu, Kamis, terkait pelepasan jamaah calon haji asal Kabupaten Bangkep, Sulawesi Tengah.
Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan bersama Kementerian Agama kabupaten setempat serta forum komunikasi pimpinan daerah, melepas keberangkatan 36 orang jamaah calon haji, Kamis (8/6).
Bupati mengingatkan kepada jamaah agar saling memperhatikan satu dengan lainnya, serta saling tolong menolong, dengan tetap menjaga kebersamaan dan kesolidan sejak keberangkatan sampai kembali ke Tanah Air.
"Jika ada yang mengalami gangguan kesehatan, jamaah yang lain agar membantu, minimal menyampaikan kabar kepada ketua kloter atau pimpinan rombongan atau kepada pendamping jamaah, sehingga segera mungkin mendapat pelayanan kesehatan," imbuhnya.
Kesehatan dan kesiapan fisik, kata dia, menjadi faktor utama dan paling dominan dalam pelaksanaan ibadah haji. Sehingga jamaah, tidak boleh menyepelekan faktor kesehatan tersebut.
Di samping itu, Bupati meminta kepada jamaah agar mematuhi pimpinan jamaah yang telah ditunjuk untuk mendampingi jamaah selama berada di Arab Saudi.
"Dan terakhir, manfaatkan sebaik mungkin momentum ibadah haji ini untuk teruslah membersihkan hati hanya untuk Allah, agar ibadah tidak terganggu pikiran yang lain," ungkapnya.
Bupati mengemukakan bahwa ibadah haji selain untuk menunaikan rukun Islam ke lima, sebagai salah satu pendekatan peningkatan spiritualitas seseorang. Haji juga sebagai bentuk penyadaran terhadap keberagaman sosial.
"Haji menjadi satu media menghubungkan silaturahim antar sesama manusia khususnya antar sesama umat Islam dari berbagai penjuru dunia," ujarnya.
Kata dia, melalui haji dalam waktu dan tempat yang sama semua umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul untuk melaksanakan ibadah.
"Perbedaan warna kulit tidak ada artinya dalam melaksanakan ibadah haji. Seorang kulit putih dari Benua Eropa akan berdiri sejajar dengan seorang kulit hitam dari Afrika. Mereka pada waktu dan tempat yang sama melakukan ibadah kepada sesembahan yang sama, yaitu Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia," kata Ihsan Basir.
Bupati Banggai Kepulauan Ihsan Basir (ANTARA/HO-Dinas Kominfo Bangkep)
"Kesehatan fisik sangat penting, karena ibadah haji adalah ibadah yang dalam implementasinya membutuhkan banyak gerakan fisik," ucap Ihsan Basir, dihubungi dari Palu, Kamis, terkait pelepasan jamaah calon haji asal Kabupaten Bangkep, Sulawesi Tengah.
Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan bersama Kementerian Agama kabupaten setempat serta forum komunikasi pimpinan daerah, melepas keberangkatan 36 orang jamaah calon haji, Kamis (8/6).
Bupati mengingatkan kepada jamaah agar saling memperhatikan satu dengan lainnya, serta saling tolong menolong, dengan tetap menjaga kebersamaan dan kesolidan sejak keberangkatan sampai kembali ke Tanah Air.
"Jika ada yang mengalami gangguan kesehatan, jamaah yang lain agar membantu, minimal menyampaikan kabar kepada ketua kloter atau pimpinan rombongan atau kepada pendamping jamaah, sehingga segera mungkin mendapat pelayanan kesehatan," imbuhnya.
Kesehatan dan kesiapan fisik, kata dia, menjadi faktor utama dan paling dominan dalam pelaksanaan ibadah haji. Sehingga jamaah, tidak boleh menyepelekan faktor kesehatan tersebut.
Di samping itu, Bupati meminta kepada jamaah agar mematuhi pimpinan jamaah yang telah ditunjuk untuk mendampingi jamaah selama berada di Arab Saudi.
"Dan terakhir, manfaatkan sebaik mungkin momentum ibadah haji ini untuk teruslah membersihkan hati hanya untuk Allah, agar ibadah tidak terganggu pikiran yang lain," ungkapnya.
Bupati mengemukakan bahwa ibadah haji selain untuk menunaikan rukun Islam ke lima, sebagai salah satu pendekatan peningkatan spiritualitas seseorang. Haji juga sebagai bentuk penyadaran terhadap keberagaman sosial.
"Haji menjadi satu media menghubungkan silaturahim antar sesama manusia khususnya antar sesama umat Islam dari berbagai penjuru dunia," ujarnya.
Kata dia, melalui haji dalam waktu dan tempat yang sama semua umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul untuk melaksanakan ibadah.
"Perbedaan warna kulit tidak ada artinya dalam melaksanakan ibadah haji. Seorang kulit putih dari Benua Eropa akan berdiri sejajar dengan seorang kulit hitam dari Afrika. Mereka pada waktu dan tempat yang sama melakukan ibadah kepada sesembahan yang sama, yaitu Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia," kata Ihsan Basir.