Palu (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Palu di Provinsi Sulawesi Tengah membantu anak yang mengaku ditelantarkan oleh kerabatnya sehingga melakukan perjalanan dari Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan ke Kota Palu untuk menemui temannya.

"Kami saat ini sementara melakukan asesmen untuk memberikan kebutuhan dasarnya," kata Kepala Dinas Sosial Kota Palu Susik saat dihubungi dari Palu, Rabu.

Ia mengatakan bahwa Dinas Sosial juga melakukan penelusuran untuk mencari tahu kondisi keluarga kandung dari anak tersebut.

Susik mengungkapkan bahwa anak itu mengaku menjadi yatim piatu akibat gempa besar disertai tsunami dan likuefaksi yang terjadi tahun 2018.

Menurut dia, Dinas Sosial sudah memperoleh dokumen orang tua asuh anak tersebut di Kota Makassar, tetapi mereka belum bisa dihubungi sehingga dinas belum dapat meminta keterangan mengenai penyebab anak tersebut meninggalkan rumah.

Susik mengatakan bahwa Dinas Sosial Kota Palu akan memberikan perlindungan dan pendampingan kepada anak itu sampai dia mendapatkan keluarga asuh.

"Dinsos akan memberikan perlindungan jaminan kesehatan dan pendampingan, dan apabila usianya sudah cukup, kami akan membuatkan dokumen kependudukannya," kata dia.

Ia menambahkan, anak itu telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan sekarang tinggal di satu kafe di Kota Palu dengan keinginan sendiri.

"Alhamdulillah, kami menawarkan apakah ingin tinggal di sini atau di rumah singgah, tapi anaknya memilih di sini. Insya Allah akan kami bantu untuk dampingi juga," kata Nurpatih, perwakilan pemilik kafe.

Sebelumnya, video berdurasi 2:59 menit yang memperlihatkan seorang anak laki-laki duduk di pembatas jalan tol di Kota Makassar menyebar luas di platform sosial media.

Menurut penuturan anak itu kepada orang yang membantu dan merekamnya, dia hendak ke Palu untuk menemui teman yang sudah dianggap sebagai saudara karena merasa ditelantarkan oleh kerabatnya.

Anak yang mengaku tinggal di Kecamatan Galesong, Kota Makassar, itu mengungkapkan bahwa orang tuanya meninggal saat bencana besar melanda Kota Palu pada 2018 dan dia semula ingin pulang ke Palu dengan berjalan kaki.

Anak itu tiba di Kota Palu pada Senin (3/7) sore menggunakan bus, dijemput oleh aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dan kemudian ditangani oleh Dinas Sosial Kota Palu.
 

Pewarta : Nur Amalia Amir
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024