Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengembangkan objek wisata cagar budaya megalit yang ada di Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso, untuk menjadi destinasi wisata bagi wisatawan mancanegara dan nusantara.

Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura di Palu, Kamis, mengemukakan pencanangan Sulteng negeri seribu megalit bertujuan untuk menjadikan provinsi tersebut sebagai salah satu destinasi wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan nusantara.

"Sehingga Sulawesi Tengah menjadi daerah tujuan wisata, guna mewujudkan pembangunan kebudayaan dan kesejahteraan masyarakat," ucap Rusdy Mastura.

Pencanangan Sulteng negeri seribu megalit dilaksanakan oleh Pemprov Sulteng pada 10 Oktober 2023 di Lembah Bada, Kabupaten Poso. 

Pencanangan Sulteng negeri seribu megalit ditargetkan dihadiri sekitar 1.000 undangan baik dari dalam dan luar negeri. 

Potensi cagar budaya megalitikum terdapat di beberapa daerah di Sulteng di antaranya di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi. 

Berdasarkan data yang ada saat ini bahwa, terdapat 900 lebih megalit dalam berbagai bentuk dan ukuran tersebar di Lembah Napu dan Bada, Kabupaten Poso.

Ukuran batu tertinggi menyerupai manusia setinggi empat meter dengan lebar rata-rata 1,5 sampai 2,5 meter.

Hasil penelitian arkeologi menyebutkan megalit tersebut diperkirakan berasal dari 3.000 tahun sebelum Masehi dan yang termuda dibuat sekitar 1.300 tahun sebelum Masehi.

Bentuk batu tersebut beragam antara lain berupa patung Arca, Kalamba, Tutu`na dan Dakon.

Oleh karena itu, Rusdy mengatakan pencanangan Sulteng negeri seribu megalit juga menjadi satu upaya untuk mendorong Unesco menetapkan megalit di Poso dan Sigi sebagai warisan dunia. 

"Ini juga sebagai upaya pelestarian dan pemeliharaan cagar budaya," ujarnya.

Gubernur mengajak semua pihak di Sulteng untuk mendukung dan menyukseskan pencanangan Sulteng negeri seribu megalit.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Sulteng jumlah kunjungan wisatawan tahun 2022 sebanyak 1,3 juta jiwa. Target kunjungan wisatawan tahun 2023 sebanyak 2 juta.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024