Banggai Kepulauan, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan (Pemkab Bangkep), Sulawesi Tengah, menyatakan bahwa stunting menjadi satu masalah dan tantangan serius dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) daerah tersebut.
"Stunting merupakan permasalahan pokok dari peningkatan kualitas sumber daya manusia," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Rusli Moidady, di Bangkep, Rabu.
Menurut hasil Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) berbasis aplikasi elektronik, angka kasus stunting di Banggai Kepulauan pada 2019 tercatat 22,6 persen naik menjadi 23 persen pada 2020.
Kemudian angka kasus stunting di Banggai Kepulauan menurun menjadi 21,54 persen pada 2021, tetapi naik lagi menjadi 21,87 persen pada 2022.
Pemerintah menargetkan stunting tersisa 14 persen pada tahun 2024. Di tingkat Provinsi Sulteng berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Sulawesi Tengah sebesar 28,2 persen mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2021 yang berada pada angka 29,7 persen.
Untuk mempercepat penurunan kasus stuting, Pemerintah Kabupaten Bangkep evaluasi pelaksanaan kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting(TPPS).
Rusli mengatakan stunting merupakan permasalahan pokok dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang harus dicegah.
"Pencegahan dan penurunan stunting membutuhkan penanganan yang komprehensif dan berkesinambungan," katanya.
Rusli Moidady mengajak kepada seluruh anggota tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Banggai Kepulauan untuk berkomitmen dan bekerja keras dalam melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan stunting.
Rusli Moidady juga berharap dengan evaluasi tersebut, semua permasalahan stunting di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diidentifikasi dan dipecahkan, sehingga dapat menemukan solusi penanganan stunting yang efektif di Kabupaten Banggai Kepulauan.
"Stunting merupakan permasalahan pokok dari peningkatan kualitas sumber daya manusia," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Rusli Moidady, di Bangkep, Rabu.
Menurut hasil Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) berbasis aplikasi elektronik, angka kasus stunting di Banggai Kepulauan pada 2019 tercatat 22,6 persen naik menjadi 23 persen pada 2020.
Kemudian angka kasus stunting di Banggai Kepulauan menurun menjadi 21,54 persen pada 2021, tetapi naik lagi menjadi 21,87 persen pada 2022.
Pemerintah menargetkan stunting tersisa 14 persen pada tahun 2024. Di tingkat Provinsi Sulteng berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Sulawesi Tengah sebesar 28,2 persen mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2021 yang berada pada angka 29,7 persen.
Untuk mempercepat penurunan kasus stuting, Pemerintah Kabupaten Bangkep evaluasi pelaksanaan kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting(TPPS).
Rusli mengatakan stunting merupakan permasalahan pokok dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang harus dicegah.
"Pencegahan dan penurunan stunting membutuhkan penanganan yang komprehensif dan berkesinambungan," katanya.
Rusli Moidady mengajak kepada seluruh anggota tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Banggai Kepulauan untuk berkomitmen dan bekerja keras dalam melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan stunting.
Rusli Moidady juga berharap dengan evaluasi tersebut, semua permasalahan stunting di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diidentifikasi dan dipecahkan, sehingga dapat menemukan solusi penanganan stunting yang efektif di Kabupaten Banggai Kepulauan.