Palu (ANTARA) -
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura melaksanakan pertemuan terbatas membahas percepatan pemenuhan ekspor durian ke China berlangsung di Jakarta, Senin.
"Peluang ini tentu tidak kami sia-siakan, Sulteng harus ikut ambil bagian di pasar ekspor durian ke Tiongkok," kata Rusdy Mastura melalui keterangan tertulisnya diterima di Palu," Senin.
Ia menjelaskan daerah dipimpinnya memiliki sekitar 30 ribu hektare luas areal tanam komoditas durian dengan jumlah tanaman sekitar 3 juta pohon lebih tersebar di 12 kabupaten.
Menurut data Badan Karantina Pertanian pada Mei 2024, volume ekspor durian Sulteng ke Tiongkok bernilai kurang lebih Rp600 miliar, berupa 5.724 ton durian beku atau setara 17.172 ton buah durian utuh.
"Syarat-syarat yang belum terpenuhi segera kami penuhi supaya tidak menjadi hambatan saat proses ekspor," ujarnya.
Ia memaparkan dari 12 kabupaten di Sulteng yang memiliki pohon durian, enam kabupaten diantaranya potensial sebagai produsen durian yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Tolitoli, Sigi, Morowali Utara dan Banggai.
Yang mana varietas Montong menduduki rangking pertama, dibandingkan beberapa varietas yang juga ditanam petani seperti Musangking, Tembaga Super, Matahari dan Raja.
"Kami mengharap dukungan pemerintah pusat, sehingga kegiatan ekspor ini terlaksana dengan baik ke depan. Saat ini sudah ada 1.634,29 hektare lahan telah teregistrasi Good Agricultural Practices (GAP), kemudian petani teregistrasi GAP 133 orang dan saat ini ada 10 rumah kemas atau Pacing House (PH) durian di Sulteng," ucap Cudi sapaan akrab Rusdy Mastura.
Menanggapi hal itu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta Sulteng wajib memenuhi protokol ekspor durian yang dipersyaratkan yakni Good Agricultural Practices, Packing House dan sarana pelabuhan ekspor.