Sigi, Sulteng (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III Palu, Sulawesi Tengah menyebut bahwa bertani merupakan salah satu media untuk merehabilitasi warga binaan supaya menjadi individu yang lebih baik dan mandiri setelah selesai menjalani hukuman.
"Selama menjalani masa hukuman, warga binaan diberikan penguatan melalui berbagai kegiatan supaya setelah mereka keluar dari Lapas lebih bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat," kata Kepala Lapas Perempuan Kelas III Palu Udur Martionna di Sigi, Sabtu.
Ia mengemukakan program pembinaan berbasis pertanian hortikultura tidak hanya bertujuan memberikan pelatihan teknis, tetapi juga menjadi media rehabilitasi yang efektif dalam membangun rasa tanggung jawab, kemandirian, dan kepercayaan diri bagi warga binaan.
Dari kegiatan pertanian, warga binaan menanam sejumlah komoditas hortikultura menggunakan metode tumpang sari yang ditanam secara bersamaan pada satu lahan, sehingga dapat memaksimalkan produktivitas dan menjaga kesuburan tanah.
Adapun jenis tanaman yang ditanam meliputi kacang panjang, jagung, terong, dan kangkung yang ditata sedemikian rupa, sehingga saling melengkapi.
"Jagung misalnya, ditanam berdekatan dengan kacang panjang, yang memanfaatkan batang jagung sebagai penopang alami. Sementara itu, terong dan kangkung ditanam di lahan yang sama, memanfaatkan pola tanam yang optimal untuk pertumbuhan kedua tanaman tersebut," ujarnya.
Ia mengemukakan program tersebut merupakan salah satu langkah strategis untuk memberikan keterampilan yang dapat dimanfaatkan warga binaan di masa depan.
“Melalui program ini warga binaan diharapkan dapat memiliki pengetahuan keterampilan bertani yang dapat diaplikasikan di dunia luar. Selain itu, kegiatan ini juga memiliki nilai rehabilitasi, dimana mereka belajar bekerja sama, disiplin, dan menjaga tanggung jawab,” ucap Udur.
Kepala Subsi Pembinaan Lapas Perempuan Palu Effendy mengemukakan pemberdayaan merupakan pembinaan yang terintegrasi, yang mana tidak hanya sekedar memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membangun mental dan karakter warga binaan.
Penguatan kapasitas warga binaan melalui pertanian dilakukan secara bertahap, mulai dari persiapan lahan, penanaman bibit, hingga perawatan tanaman.
"Hasil dari pertanian tersebut diharapkan dapat membantu memenuhi konsumsi dalam Lapas Perempuan," kata dia.