Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu mengatakan penanggulangan HIV/AIDS di ibu kota Sulawesi Tengah (Sulteng) butuh keterlibatan semua pihak.
"HIV/AIDS bukan aib yang harus disembunyikan. Sepanjang penyakit itu tidak dilakukan pengobatan, maka selama itu juga penyakit bersemayam dalam tubuh penderitanya, maka tidak perlu malu melakukan pemeriksaan secara sukarela," kata Pelaksana tugas (Plt) Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Palu Rahmad Mustafa saat menghadiri peringatan hari AIDS sedunia tingkat Kota Palu, Rabu.
Ia mengemukakan, pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat dalam memerangi penyebaran HIV/AIDS, karena orang yang terkontaminasi dengan penderita penyakit tersebut dapat dipastikan menular.
Melawan dan menanggulangi HIV/AIDS bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan ataupun pemerintah, tetapi merupakan gerakan bersama yang harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
"Peringatan hari AIDS bukan hanya sebatas seremonial, momentum ini harus menjadi pengingat betapa berbahaya penyakit tersebut bila tidak dilakukan penanganan yang cepat dan tepat," ujarnya.
Menurut dia, setiap elemen masyarakat memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman, peduli, dan bebas stigma negatif.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, akumulasi kasus sejak 2002 hingga Maret 2025 tercatat 2.194 kasus, terdiri atas 1.814 kasus HIV, 380 kasus AIDS, dan 146 orang meninggal dunia.
"Tentu ini menjadi perhatian serius pemerintah. Pemkot Palu telah membuka layanan pemeriksaan HIV di fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah, saya berharap masyarakat dapat memanfaatkan layanan tersebut," ucap Rahmad.
Ia menjelaskan, berdasarkan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kota Palu dalam penemuan kasus baru mencapai 121 persen, sebuah prestasi yang diapresiasi oleh pemerintah karena menunjukkan terciptanya kerja kolaborasi antara Dinkes, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Forum GenRe, dan berbagai komunitas serta pemangku kepentingan lainnya.
"Keterlibatan Forum GenRe menunjukkan bahwa edukasi kesehatan reproduksi, penguatan karakter, dan literasi digital harus berjalan beriringan dengan upaya pengendalian HIV/AIDS," kata dia menambahkan.