Poso, (antarasulteng.com) - PT. Arkora Indonesia, kontraktor pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro (PLTM) di Desa Kuku, Kabupaten Poso, akan menyerap sekitar 90 persen tenaga kerja lokal.
Manager PT Arkora Indonesia, Bambang di Poso, Selasa, mengatakan penyerapan tenaga lokal itu sebagian besar berasal dari masyarakat Desa Kuku dan sebagian kecil dari desa tetangga.
Dia mengatakan tenaga lokal yang dipekerjakan disesuaikan dengan keahliannya masing-masing, sementara untuk keterampilan khusus menggunakan tenaga kerja dari luar Kabupaten Poso.
"Sekitar 90 persen tenaga lokal Poso bekerja di sini, sementara 10 persen untuk tenaga ahli didatangkan dari luar daerah," katanya.
Menurut Bambang, sejak PT Arkora Indonesia beroperasi di POso tahun 2015 hingga saat ini, pembangunannya baru mencapai 20 persen atau masih pada tahap pengerasan jalan menuju turbin.
Sementara proses pembangunan lain seperti jembatan, `box culvert` (konstruksi beton pengaliran air) dan pembukaan jalan sudah selesai.
Dia mengatakan keterlambatan 20 persen pekerjaan itu akibat musim hujan yang berkepanjangan.
PT. Arkora Indonesia yang membangun Proyek PLTM dengan kapasitas 10 Megawatt itu menargetkan pekerjaan konstruksi selesai pada akhir 2018.
Menurut Bambang, PLTM tersebut akan diserahkan ke pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk digunakan oleh Negara.
"Jika PLTM ini selesai, kami serahkan ke pihak PLN untuk kegunaan listrik negara," katanya.
PLTM Desa Kuku menggunakan turbin dengan kekuatan air sungai Tomasa yang mengalir antara Desa Kuku dan Desa Panjoka Kecamatan Pamona Utara. Proyek PLTM meskipun tergolong kecil dibanding dengan PT Poso Energy, namun dapat membantu pekerjaan dan ekonomi keluarga masyarakat Desa Kuku dan sekitarnya. (skd)
Manager PT Arkora Indonesia, Bambang di Poso, Selasa, mengatakan penyerapan tenaga lokal itu sebagian besar berasal dari masyarakat Desa Kuku dan sebagian kecil dari desa tetangga.
Dia mengatakan tenaga lokal yang dipekerjakan disesuaikan dengan keahliannya masing-masing, sementara untuk keterampilan khusus menggunakan tenaga kerja dari luar Kabupaten Poso.
"Sekitar 90 persen tenaga lokal Poso bekerja di sini, sementara 10 persen untuk tenaga ahli didatangkan dari luar daerah," katanya.
Menurut Bambang, sejak PT Arkora Indonesia beroperasi di POso tahun 2015 hingga saat ini, pembangunannya baru mencapai 20 persen atau masih pada tahap pengerasan jalan menuju turbin.
Sementara proses pembangunan lain seperti jembatan, `box culvert` (konstruksi beton pengaliran air) dan pembukaan jalan sudah selesai.
Dia mengatakan keterlambatan 20 persen pekerjaan itu akibat musim hujan yang berkepanjangan.
PT. Arkora Indonesia yang membangun Proyek PLTM dengan kapasitas 10 Megawatt itu menargetkan pekerjaan konstruksi selesai pada akhir 2018.
Menurut Bambang, PLTM tersebut akan diserahkan ke pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk digunakan oleh Negara.
"Jika PLTM ini selesai, kami serahkan ke pihak PLN untuk kegunaan listrik negara," katanya.
PLTM Desa Kuku menggunakan turbin dengan kekuatan air sungai Tomasa yang mengalir antara Desa Kuku dan Desa Panjoka Kecamatan Pamona Utara. Proyek PLTM meskipun tergolong kecil dibanding dengan PT Poso Energy, namun dapat membantu pekerjaan dan ekonomi keluarga masyarakat Desa Kuku dan sekitarnya. (skd)