Palu (Antaranews Sulteng) - Penjualan produk-produk kerajinan khas Sulawesi Tengah berbahan baku kayu ebony atau kayu hitam di Kota Palu semakin lesu.

Sejumlah pedagang suvenir kayu eboni yang dihubungi di Palu, Kamis, mengatakan bahwa selama 2017, volume penjualan mereka tidak mengalami peningkatan bahkan cenderung menurun.

Sumaryono (51), pengrajin sekaligus pedagang suvenir eboni di Jalan Sisingamangaraja mengatakan bahwa hasil penjualan barang dagangan miliknya tidak mengalami penurunan maupun kenaikan

"Biasa-biasa saja. Tidak naik, tidak juga turun," katanya.

Biasanya dia menerima banyak pesanan hanya pada momen-momen tertentu saja. Itu pun tidak setiap saat.

"Kalau ada momen-momen tertentu seperti Festival Palu Nomoni (FPPN), baru banyak yang pesan suvenir di sini," ujarnya.

Pembelinya pun lebih banyak dari luar Kota Palu.

Hal senada diungkapkan Made Muliawan (48), pedagag suveir kayu eboni di Jalan Sam Ratulangi yang mengaku mendapat banyak pesanan suvenir kayu eboni hanya jika ada perayaan atau acara yang berskala nasional maupun internasional di Kota Palu.

Sebab, katanya, sebagian besar pemesan di tempatnya berjualan berasal dari luar Sulteng bahkan luar negeri.

"Biasanya nanti ada acara-acara berskala nasional maupun internasional baru banyak yang laku," akunya.

Baca juga: Perindag: Perajin Kayu Hitam Masih Tetap Produksi

Karena itu, kata Made Muliawan, mereka selalu berharap semakin banyak kegiatan nasional dan internasional yang digelar di Kota Palu yang menghadirkan banyak pengunjung dari luar provinsi bahkan luar negeri seperti Sail Tomini pada 2015.

Dia menuturkan, pengunjung atau peserta dari luar Sulteng yang hadir pada acara seperti itu yang banyak membeli souvenir kayu eboni di tokonya.

"Kalau mereka berkunjung ke Palu, biasanya mereka diarahkan supaya beli souvenir khas Sulawesi Tengah di sini,"ujarnya.

Made juga menyebut bahwa kerajinan kayu ebony khas Sulteng ini juga memiliki prospek ekspor yang baik namun mereka tidak bisa memenuhi pesanan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku. 

Pewarta : Muhamad Arsyandi
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024