Palu (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, masih menggunakan konsep Kampung Kaili yang berada di Anjungan Nusantara Panyai Talise, sebagai ikon pesta budaya bertajuk "Festival Pesona Palu Nomoni " (FPPN) 2018.
"Kampung kaili masih kita manfaatkan sebagai salah satu upaya menarik minat wisatawan berkunjung ke kota ini," kata Goenawan, Wakil Sekretais Panitia Festival Pesona Palu Nomoni di Palu, Minggu.
FPPN yang telah masuk dalam kalender kegiatan kepariwisataan nasional Kementerian Pariwisata itu akan di helat di sepanjang 7,2 kilometer pantai Teluk Palu dengan berbagai pertunjukan seni budaya nusantara.
Goenawan menjelaskan pada FPPN sebelumnya konsep kampung kaili dirancang sedemikian rupa menyerupai kampung suku kaili pada masa silam, dimana infrastruktur bangunannya hanya berbahan material bambu dan atap daun rumbia (sagu). Selain pengunjung menikmati suasana perkampungan di lokasi tersebut juga dilengkapi dengan penyajian kuliner khas Palu.
"Ketika pengunjung masuk ke areal itu suasana terasa berda di dlaam kampung Kaili zaman dahulu karena semua ornamen-ornamen di dalamnya dibuat khsusuh sesuai dengan budaya suku Kaili," tutur Kepala bidang Destinasi dan Industri Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Palu itu.
Untuk memaksimalkan kembali kampung kaili, katanya, sejumlah bangunan di lokasi itu akan direnovasi sehingga pada pelaksanaan FPPN 2018 tempat wisata tersebut akan terlihat lebih elegan.
Baca juga: FPPN Hadirkan Kawasan Kuliner `Kampung Kaili`
Baca juga: Kampung Kaili, ikon FPPN II
Baca juga: Pedagang Kuliner "Kampung Kaili" Palu Meraup Untung
"Kampung Kaili tidak lagi dimasukan dalam agenda kegiatan, melainkan sudah melekat di FPPN. Yang masuk dalam agenda kegiatan hanya pertunjukan budaya," ucapnya.
Pelaksanaan FPPN yang telah memasuki tahun ketiga ini diupayakan terlaksanan semeriah mungkin, selain kegiatan promosi wisata kegiatan nasional itu juga untuk menghibur nasyarakat Palu, dan kegiatan budaya ini merupakan kegiatan terbesar di ibu kota Provinsi Sulteng.
FPPN akan dilaksanakan pada 28 September hingga 3 Oktober 2018, dimana sejumlah kegiatan pertunjukan budaya akan menghiasi perhelatan akbar tersebut di sepanjang pantai teluk palu.
Melalui kegiatan FPPN, diharapkan tingkat kunjungan wisatawan ke kota palu semakin meningkat, karena Palu ke depan diharapkan menjadi kota tujuan sebagai mana visi dan misi pemerintah setempat yakni Palu kota jasa, berada, berbudaya, dilandasi iman dan taqwa.
FPPN tahun ini akan menyajikan nuansa baru, yakni dikolaborasikan dengan Festival Habitat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan menjadi penaggung jawab Dinas Penataan Ruang bersama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Palu untuk memperingati Hari Habitat se-dunia.
Kegiatan yang masuk dalam agenda utama FPPN yakni pertujukan ritual adat Sulawesi Tengah, Festival Habitat, pesta kuliner dan implementasi nilai-nilai budaya bangsa dan dokar hias.
Kampung Kaili (fb)
"Kampung kaili masih kita manfaatkan sebagai salah satu upaya menarik minat wisatawan berkunjung ke kota ini," kata Goenawan, Wakil Sekretais Panitia Festival Pesona Palu Nomoni di Palu, Minggu.
FPPN yang telah masuk dalam kalender kegiatan kepariwisataan nasional Kementerian Pariwisata itu akan di helat di sepanjang 7,2 kilometer pantai Teluk Palu dengan berbagai pertunjukan seni budaya nusantara.
Goenawan menjelaskan pada FPPN sebelumnya konsep kampung kaili dirancang sedemikian rupa menyerupai kampung suku kaili pada masa silam, dimana infrastruktur bangunannya hanya berbahan material bambu dan atap daun rumbia (sagu). Selain pengunjung menikmati suasana perkampungan di lokasi tersebut juga dilengkapi dengan penyajian kuliner khas Palu.
"Ketika pengunjung masuk ke areal itu suasana terasa berda di dlaam kampung Kaili zaman dahulu karena semua ornamen-ornamen di dalamnya dibuat khsusuh sesuai dengan budaya suku Kaili," tutur Kepala bidang Destinasi dan Industri Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Palu itu.
Untuk memaksimalkan kembali kampung kaili, katanya, sejumlah bangunan di lokasi itu akan direnovasi sehingga pada pelaksanaan FPPN 2018 tempat wisata tersebut akan terlihat lebih elegan.
Baca juga: FPPN Hadirkan Kawasan Kuliner `Kampung Kaili`
Baca juga: Kampung Kaili, ikon FPPN II
Baca juga: Pedagang Kuliner "Kampung Kaili" Palu Meraup Untung
"Kampung Kaili tidak lagi dimasukan dalam agenda kegiatan, melainkan sudah melekat di FPPN. Yang masuk dalam agenda kegiatan hanya pertunjukan budaya," ucapnya.
Pelaksanaan FPPN yang telah memasuki tahun ketiga ini diupayakan terlaksanan semeriah mungkin, selain kegiatan promosi wisata kegiatan nasional itu juga untuk menghibur nasyarakat Palu, dan kegiatan budaya ini merupakan kegiatan terbesar di ibu kota Provinsi Sulteng.
FPPN akan dilaksanakan pada 28 September hingga 3 Oktober 2018, dimana sejumlah kegiatan pertunjukan budaya akan menghiasi perhelatan akbar tersebut di sepanjang pantai teluk palu.
Melalui kegiatan FPPN, diharapkan tingkat kunjungan wisatawan ke kota palu semakin meningkat, karena Palu ke depan diharapkan menjadi kota tujuan sebagai mana visi dan misi pemerintah setempat yakni Palu kota jasa, berada, berbudaya, dilandasi iman dan taqwa.
FPPN tahun ini akan menyajikan nuansa baru, yakni dikolaborasikan dengan Festival Habitat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan menjadi penaggung jawab Dinas Penataan Ruang bersama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Palu untuk memperingati Hari Habitat se-dunia.
Kegiatan yang masuk dalam agenda utama FPPN yakni pertujukan ritual adat Sulawesi Tengah, Festival Habitat, pesta kuliner dan implementasi nilai-nilai budaya bangsa dan dokar hias.