Parigi (Antaranews Sulteng) - TNI-AL menyebut kapal nelayan asing masih sering masuk di perairan Teluk Tomini,  Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, untuk menangkap ikan. 

"Beberapa bulan lalu kami mendapat informasi bahwa memang sering nelayan asing masuk serta melintas di perairan kita," kata Danposal Parigi Moutong, Letda Laut (P) Daru Sriyanto, di Parigi, Senin. 

Teluk Tomini merupakan salah satu teluk terluas di Provinsi Sulteng, dengan panjang garis pantai mencapai 472 kilometer yang membentang dari arah selatan Desa Maleali, Kecamatan Sausu hingga utara Desa Moutong, Kecamatan Moutong yang berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo. 

Daru memaparkan, kapal nelayan asal Cina itu masuk dibeberapa titik perairan Teluk Tomini melakukan eksploitasi ikan-ikan di wilayah Indonesia. 

Dia mengaku, pihaknya mengalami kesulitan dalam melakukan tugas patroli di perairan Parigi Moutong, karena minimnya alutsista khususnya armada laut dan sarana pendukung lainnya. 

"Kami punya kapal motor dengan kekuatan mesin hanya 40 PK tidak bisa menjangkau wilayah yang jauh seperti wilayah perbatasan, ditambah satu perahu karet yang jangkauannya terbatas, " ungkap Daru. 

Dua armada itu, katanya, sehari-hari digunakan untuk patroli laut menjaga terotorial serta mengawasi perairan dari kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan menggunakan alat tangkap yang dilarang meskipun jangkauan operasi terbatas. 

Meski begitu, pihanyak tidak bekerja sendiri melakukan pengawasan Teluk Tomini, melainkan menggandeng pemerintah setempat dan Polairud Polda Sulteng.

Selain itu, selama kurun waktu 2018, Pos Angkatan Laut Parigi Moutong telah menangkap tiga orang warga yang terlibat kasus penangkapan ikan menggunakan alat tangkap dilarang. 

"Dua di antaranya masih dibawah umur dan satu orang lainnya sudah menjalani proses hukum di Lanal Palu, " ujarnya. 

Dia menyebut, kegiatan penangkapan ikan secara ilegal menggunakan bom dom ikan dan bius masih marak terjadi di wilayah Moutong, aktivitas itu bukan hanya membunuh ikan tetapi merusak ekosistem laut. 

"Mengantisipasi kegiatan-kegiatan serupa, kami memberikan pemahaman kepada nelayan dan warga pesisir sekaligus mengajak mereka ikut terlibat aktif melakukan pengawasan laut dari aktivitas merusak, " tutur Daru. 

Pewarta : Moh. Ridwan
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024