Jakarta (ANTARA) - Kementerian BUMN menilai penempatan posisi Komisaris Utama Pertamina membuat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sangat kuat atau powerful dalam melakukan pengawasan terhadap direksi Pertamina.
"Beliau memiliki kemampuan pengawasan yang sangat baik, makanya diharapkan nanti Bapak Ahok bisa melakukan pengawasan kepada teman-teman direksi untuk bisa mempercepat kinerja dari Pertamina," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Jumat.
Selain itu Arya juga menambahkan bahwa seperti disampaikan sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir sangat kencang dalam upaya memperkuat posisi komisaris di masing-masing perusahaan BUMN.
"Nanti peran komisaris di perusahaan-perusahaan BUMN sangat besar, Bapak Ahok akan menjadi ketua kelas dalam dewan komisaris Pertamina," katanya.
Selain nantinya Ahok bahu membahu bersama Wakil Komisaris Utama Pertamina yang juga merupakan Wakil Menteri I BUMN Budi Gunadi Sadikin dalam rangka mengurangi impor migas dan mengawasi proses-proses pembangunan kilang penyulingan, mantan gubernur Jakarta tersebut juga akan melakukan pengawasan terhadap distribusi, efisiensi hingga mengawasi negosiasi Pertamina dengan Aramco.
"Semua, itu merupakan tugasnya dewan komisaris di mana dia akan mengawasi direksi. Mudah-mudahan pengawasannya (bapak Ahok) sangat baik untuk mendukung teman-teman direksi Pertamina," ujar Arya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Erick Thohir menyampaikan hal tersebut seusai berbicara empat mata dengan Presiden Jokowi di veranda Istana Merdeka sekitar 10 menit.
Menurut Menteri BUMN tersebut, baik direksi maupun komisaris BUMN pun tidak boleh terafiliasi dengan partai politik.
Terkait konsekuensi itu, Erick mengaku sudah membicarakannya dengan Ahok. Di samping itu Menteri BUMN tersebut menilai bahwa dengan menjadikan Ahok sebagai komut PT Pertamina, Ahok dapat mendorong perusahaan itu mencapai target.
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir bergerak cepat jalankan misi Presiden Jokowi
Baca juga: Anggota Komisi VI DPR sebut Ahok pilihan yang tepat pimpin PLN
"Beliau memiliki kemampuan pengawasan yang sangat baik, makanya diharapkan nanti Bapak Ahok bisa melakukan pengawasan kepada teman-teman direksi untuk bisa mempercepat kinerja dari Pertamina," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Jumat.
Selain itu Arya juga menambahkan bahwa seperti disampaikan sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir sangat kencang dalam upaya memperkuat posisi komisaris di masing-masing perusahaan BUMN.
"Nanti peran komisaris di perusahaan-perusahaan BUMN sangat besar, Bapak Ahok akan menjadi ketua kelas dalam dewan komisaris Pertamina," katanya.
Selain nantinya Ahok bahu membahu bersama Wakil Komisaris Utama Pertamina yang juga merupakan Wakil Menteri I BUMN Budi Gunadi Sadikin dalam rangka mengurangi impor migas dan mengawasi proses-proses pembangunan kilang penyulingan, mantan gubernur Jakarta tersebut juga akan melakukan pengawasan terhadap distribusi, efisiensi hingga mengawasi negosiasi Pertamina dengan Aramco.
"Semua, itu merupakan tugasnya dewan komisaris di mana dia akan mengawasi direksi. Mudah-mudahan pengawasannya (bapak Ahok) sangat baik untuk mendukung teman-teman direksi Pertamina," ujar Arya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Erick Thohir menyampaikan hal tersebut seusai berbicara empat mata dengan Presiden Jokowi di veranda Istana Merdeka sekitar 10 menit.
Menurut Menteri BUMN tersebut, baik direksi maupun komisaris BUMN pun tidak boleh terafiliasi dengan partai politik.
Terkait konsekuensi itu, Erick mengaku sudah membicarakannya dengan Ahok. Di samping itu Menteri BUMN tersebut menilai bahwa dengan menjadikan Ahok sebagai komut PT Pertamina, Ahok dapat mendorong perusahaan itu mencapai target.
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir bergerak cepat jalankan misi Presiden Jokowi
Baca juga: Anggota Komisi VI DPR sebut Ahok pilihan yang tepat pimpin PLN