Palu (ANTARA) - Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (BTNKT) Sulawesi Tengah menyediakan 1.000 kepiting bakau untuk dibudidayakan masyarakat di kepulauan itu yang masuk wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, sebagai upaya untuk meningkatkan penghasilan.
Kepala BTNKT Bustang dihubungi dari Palu, Kamis, mengatakan pembudidayaan kepiting bakau menggunakan sistem keranjang bola atau Crab Ball dinilai sebagai solusi ramah lingkungan di sektor perikanan.
"Ini adalah program pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah kepulauan yang menjadi binaan kami. BTNKT sebagai instansi yang memiliki kewenangan menjaga perairan Kepualaun Togean memiliki tanggung jawab ikut terlibat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kepulauan ini," ungkap Bustang.
Dia menjelaskan pelestarian kepiting bakau menggunakan keranjang bola menyasar sejumlah desa di kepulauan itu, termasuk penyediaan tempat penangkaran kepiting kenari.
Pada sektor perikanan, pihaknya mendorong budidaya ikan Bubara atau nama latinnya Giant Trevally menyasar 26 kelompok nelayan sebagai langkah mendukung upaya pengembangan cagar biosfer Kepualauan Togean yang ditetapkan UNESCO.
Baca juga: BTNKT Tojo Una-Una pulihkan ekosistem untuk kembangkan cagar biosfer Sulteng
Selain budidaya kepiting bakau, paparnya, BTNKT juga membantu sekitar 26 kelompok nelayan dari 26 desa dengan memberikan peralatan pendukung antara lain alat tangkap ikan kemasing-masing kelompok dan bagan tancap, termasuk penyediaan benih untuk budidaya rumput laut.
"Kegiatan pemberdayaan kelompok nelayan sudah masuk bagian dari konservasi laut sebab budidaya dilakukan sebagian besar adalah hewan dan biota laut lainnya yang memiliki nilai ekonomi," ujar Bustang.
Selain pemberdayaan kelautan dan perikanan, BTNKT mengakomodasi sejumlah peralatan kerja sektor industri kecil di antaranya bantuan sembilan unit mesin parut kelapa, satu unit mesin penggiling sagu dan satu uni mesin jahit.
"Kami juga telah memfasilitasi dan mendorong masyarakat mengembangkan perkebunan jahe merah dan nilam dengan menyalurkan benih," kata Bustang menambahkan.
Dia berharap melalui bantuan kelompok masyarakat yang digulirkan pihaknya dapat meningkatkan penghasilan warga setempat serta berdampak positif terhadap kelangsungan kelestarian kawasan TNKT.
Menurut dia, program mendukung pengembangan cagar biosfer yang saat ini dijalankan pihaknnya bertumpu pada tiga sektor yakni lingkungan, sosial-ekonomi dan pariwisata. Pemulihan ekosistem laut di antaranya transplantasi karang pada titik-titik dianggap memiliki kerentanan rusak serta penanaman mangrove atau bakau di tepi pantai.***
Kepala BTNKT Bustang dihubungi dari Palu, Kamis, mengatakan pembudidayaan kepiting bakau menggunakan sistem keranjang bola atau Crab Ball dinilai sebagai solusi ramah lingkungan di sektor perikanan.
"Ini adalah program pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah kepulauan yang menjadi binaan kami. BTNKT sebagai instansi yang memiliki kewenangan menjaga perairan Kepualaun Togean memiliki tanggung jawab ikut terlibat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kepulauan ini," ungkap Bustang.
Dia menjelaskan pelestarian kepiting bakau menggunakan keranjang bola menyasar sejumlah desa di kepulauan itu, termasuk penyediaan tempat penangkaran kepiting kenari.
Pada sektor perikanan, pihaknya mendorong budidaya ikan Bubara atau nama latinnya Giant Trevally menyasar 26 kelompok nelayan sebagai langkah mendukung upaya pengembangan cagar biosfer Kepualauan Togean yang ditetapkan UNESCO.
Baca juga: BTNKT Tojo Una-Una pulihkan ekosistem untuk kembangkan cagar biosfer Sulteng
Selain budidaya kepiting bakau, paparnya, BTNKT juga membantu sekitar 26 kelompok nelayan dari 26 desa dengan memberikan peralatan pendukung antara lain alat tangkap ikan kemasing-masing kelompok dan bagan tancap, termasuk penyediaan benih untuk budidaya rumput laut.
"Kegiatan pemberdayaan kelompok nelayan sudah masuk bagian dari konservasi laut sebab budidaya dilakukan sebagian besar adalah hewan dan biota laut lainnya yang memiliki nilai ekonomi," ujar Bustang.
Selain pemberdayaan kelautan dan perikanan, BTNKT mengakomodasi sejumlah peralatan kerja sektor industri kecil di antaranya bantuan sembilan unit mesin parut kelapa, satu unit mesin penggiling sagu dan satu uni mesin jahit.
"Kami juga telah memfasilitasi dan mendorong masyarakat mengembangkan perkebunan jahe merah dan nilam dengan menyalurkan benih," kata Bustang menambahkan.
Dia berharap melalui bantuan kelompok masyarakat yang digulirkan pihaknya dapat meningkatkan penghasilan warga setempat serta berdampak positif terhadap kelangsungan kelestarian kawasan TNKT.
Menurut dia, program mendukung pengembangan cagar biosfer yang saat ini dijalankan pihaknnya bertumpu pada tiga sektor yakni lingkungan, sosial-ekonomi dan pariwisata. Pemulihan ekosistem laut di antaranya transplantasi karang pada titik-titik dianggap memiliki kerentanan rusak serta penanaman mangrove atau bakau di tepi pantai.***