BTNKT Sulteng mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kawasan

id Btnkt, pemberdayaan ekonomi, maritim, Togean, Sulteng, huntan

BTNKT Sulteng mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kawasan

Ptl Kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (BTNKT), Oktavianus. ANTARA/HO-BTNKT

Palu (ANTARA) -
Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (BTNKT) di Kabupaten Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan sebagai dukungan untuk peningkatan ekonomi keluarga.
 
"Pemberdayaan masyarakat salah satu program kami tahun 2023, selain kegiatan inti pengawasan di kawasan konservasi," kata Plt Kepala Balai TNKT Oktavianus dihubungi dari Palu, Selasa.
 
Ia menjelaskan masyarakat sekitar kawasan sebagai mitra balai perlu dilibatkan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu kegiatan pemberdayaan salah satu langkah konkret, sekaligus kontribusi pemerintah meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat kepulauan.
 
Dari sektor kelautan dan perikanan, BTNKT mendorong optimalisasi budi daya kepiting merah atau kepiting bakau. Lalu dari segi kehutanan masyarakat diberi akses mengelola sumber daya hutan dalam bentuk multi-usaha melalui pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
 
Pengelolaan sumber daya hutan, terdiri dari HHBK bahan baku rotan, HHBK kelapa dengan produk minyak kelapa/VCO, HHBK bahan baku enau produk gula aren, HHBK sagu dan hasil kelapa beserta turunannya, yang kini sejumlah produk telah masuk di segmen supermarket Kota Ampana.
 
"Bentuk pemberdayaan bermacam-macam, yang pada intinya pendapatan mereka atau ekonomi keluarga bisa lebih meningkat dari sebelumnya," ujar Oktavianus..

Langkah ini juga dilakukan untuk meminimalisir aktivitas-aktivitas merusak ekosistem laut, salah satunya menangkap ikan menggunakan bom, potasium, dan cara lainnya, yang dilarang pemerintah.
 
Ia menambahkan dari sektor pariwisata, warga setempat juga diberi akses menjadi pramuwisata sekaligus memanfaatkan perahu ketinting sebagai alat transportasi antar jemput wisatawan mengunjungi objek-objek wisata di kawasan TNKT.
 
Selain itu mereka juga dilatih pembuatan cenderamata dengan bahan baku di ambil dari hutan, kemudian dijual untuk oleh-oleh wisatawan.
 
"Hal-hal seperti ini kami dorong supaya berdampak langsung kepada warga setempat. Pelestarian kawasan harus melibatkan para pihak, terlebih warga sekitar," kata Oktavianus.