Waktu terbaik pada masa normal baru dengan minum jamu

id jamu masa normal baru,jahe,kunyit asam,temulawak,waktu minum jamu

Waktu terbaik pada masa normal baru dengan minum jamu

Ilustrasi (Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Minum jamu di masa normal baru mengapa tidak? Mengingat khasiatnya yang beragam mulai dari menguatkan sistem kekebalan tubuh hingga mengurangi peradangan dan kadar lemak tubuh. Lalu kapan sebaiknya Anda mengosumsinya?

"Setiap hari, boleh 2-3 kali sehari sebelum makan," ujar Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, saat dihubungi ANTARA, Kamis.



Ada berbagai racikan jamu yang bisa menjadi pilihan Anda, antara lain kunyit asam, beras kencur ditambah lemon, sambiloto bagi yang toleran dengan cita rasa pahit, jahe ataupun empon-empon.

Hanya saja, menurut Tania, untuk mereka yang memiliki keluhan semisal di lambung, sebaiknya meminum jamu setelah makan.

"Kalau ada keluhan nyeri lambung ya sebaiknya minuman-minuman jamu atau herbal tersebut diminum sesudah makan ya, kecuali misalnya dia tidak ada keluhan lambung bisa diminum duluan minuman jamu herbalnya sebelum makan," tutur dia.

Bagi Anda yang kadar kolesterol jahat dalam darahnya tinggi, konsumsi jamu disarankan untuk menurunkan kadar LDL. Jenis jamunya bisa terserah Anda.

"Karena hampir semua jamu-jamu itu menurunkan kadar kolesterol LDL," tutur Tania.

Dia memberikan contoh ramuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh berbahan dasar jahe, pegagan, temulawak dan gula merah. Berikut resepnya:

Bahan:

1 ibu jari jahe
1 jumput pegagan
1 ibu jari temulawak
1,5 gelas air
gula merah secukupnya

Cara membuat:

1. Jahe dan temulawak dimemarkan. Sementara pegagan dan gula merah dipotong kecil-kecil.

2. Semua bahan dicampur kemudian direbus sampai mendidih selama 10-15 menit.

3. Ramuan diminum hangat-hangat 1-2 gelas sekali per hari.

Seperti dikutip dari laman Litbang Kemenkes, jahe bisa mengurangi pegal-pegal, mencegah mual dan perut kembung. Sementara pegagan bermanfaat sebagai imunodobulator pada penyakit yang membutuhkan pertahanan sistem imun seluler maupun humoral.

Kandungan senyawa gliksida triterpenoid dan asiaticoside mempercepat perbaikan sel-sel kulit dan meningkatkan daya tubuh non-spesifik.

Di sisi lain, temulawak juga dikenal baik untuk meningkatkan imunitas tubuh. Herbal ini memiliki kandungan senyawa kimia yang terdapat pada rimpangnya, seperti tumerol, lalu minyak asitri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol dan kurkuminoid.

Kurkuminoid bermanfaat menetralkan racun, menghilangkan nyeri, antibakteri, mencegah pelemakan dalam sel-sel hati dan antioksidan.