Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menegaskan bahwa produk inovasi aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus, termasuk salah satunya dalam bentuk kalung tidak diklaim sebagai antivirus corona.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry menjelaskan bahwa produk kalung eucalyptus itu memiliki formula yang sama dengan produk lainnya, seperti "roll on", inhaler, balsam dan minyak aromaterapi yang berbasis nanoteknologi.
Fadjry menjelaskan bahwa hasil temuan tersebut telah dipatenkan dan telah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), meskipun terdaftar sebagai produk jamu herbal.
"Kita tidak 'overclaim', memang izin dari BPOM tidak menyebut antivirus di situ, sama seperti di 'eucalyptus roll on' ini tidak menyebut (antivirus). Izin edar ini sebagai jamu," kata Fadjry dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Fadjry menjelaskan bahwa saat ini kalung eucalyptus masih dikategorikan sebagai produk jamu, mengingat hasil temuan ini belum melewati uji praklinis maupun uji klinis.
Dengan begitu, produk inovasi eucalyptus ini belum dapat diklaim sebagai antivirus corona. Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian laboratorium, ekstraksi dari tanaman eucalyptus mampu membunuh 80-100 persen virus influenza dan corona.
Ada pun produk kalung aromaterapi Balitbangtan diformulasikan berbasis minyak Eucalyptus sp. dan didesain dengan teknologi nano dalam bentuk serbuk dan dikemas dalam kantong berpori.
Produk ini mengeluarkan aroma secara lepas lambat (slow release) sehingga berfungsi sebagai aromaterapi selama jangka waktu tertentu. Untuk mendapatkan efek aromaterapi yang optimal, penggunaannya dilakukan dengan cara menghirup aroma dari lubang-lubang kemasannya.
Fadjry menjelaskan bahwa produk berbentuk kalung akan memudahkan kita dalam menghirup aromaterapi setiap 2-3 jam sekali selama 5-15 menit dihirup (didekatkan ke hidung) agar mampu menginaktivasi virus yang berada di rongga hidung.
Produk kalung eucalyptus saat ini siap diproduksi secara massal oleh PT Eagle Indopharma dan dapat digunakan oleh masyarakat dalam waktu dekat.
"Untuk inhaler dan roll on, produk akan siap akhir bulan Juli, sementara kalung pada bulan Agustus," kata Fadjry.
Berita Terkait
Koleksi perhiasan berlian Moela bagi pemula
Jumat, 5 Maret 2021 9:06 Wib
Alasan kebiasaan Ratu Inggris selalu pakai kalung mutiara
Kamis, 6 Agustus 2020 11:52 Wib
Kalung antivirus penangkal COVID-19 mulai dikembangkan di Sulteng
Selasa, 21 Juli 2020 19:56 Wib
Anggota DPR sebut klaim kalung anticorona harus berbasis prosedur riset
Rabu, 8 Juli 2020 9:05 Wib
Dua warga asing asal Pranscis coba tangkap buaya berkalung ban di Palu
Senin, 24 Februari 2020 19:03 Wib
Roti buaya berkalung ban di Palu diburu warga
Rabu, 19 Februari 2020 13:04 Wib
Warga Luwu tidak diizinkan tangkap buaya berkalung ban di Palu
Selasa, 18 Februari 2020 19:31 Wib
Warga Palopo target tiga malam taklukkan buaya berkalung ban
Senin, 17 Februari 2020 19:55 Wib