Relawan Gusdurian bangun huntara pengungsi di Majene

id Huntara gempa

Relawan Gusdurian bangun huntara pengungsi di Majene

Relawan gusdurian  membangun hunian sementara (Huntara) untuk para pengungsi korban Gempa Bumi di Desa Mekkatta Kecamatan Malunda Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat, (14/3/2021) ANTARA Foto/M Faisal Hanapi

Sebanyak 120 Kepala Keluarga pengunsi Majene diperuntukkan huntara yang berdiri berjejer di dusun Aholeang dan Rui, huntara lilengkapi fasilitas Listrik dan MCK serta air bersih
Mamuju (ANTARA) - Relawan gusdurian membangun hunian sementara (Huntara) untuk para pengungsi korban Gempa Bumi di Desa Mekkatta Kecamatan Malunda Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.

"Relawan Gusdurian telah memberikan bantuan korban gempa di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene sejak masa tanggap darurat sampai masa transisi pemulihan bencana gempa 6,2 magnitudo di Kabupaten Majene," kata ketua relawan Gusdurian, Ketua Umum Gusdurian A’ak Abdullah Al-Kudus, di Majene, Minggu (14/3).

Ia mengatakan, selanjutnya relawan gusdurian membantu pengunsi Majene dengan membangun Huntara yang dibuat dari bahan kayu dengan desain rumah panggung.

"Sebanyak 120 Kepala Keluarga pengunsi Majene diperuntukkan huntara yang berdiri berjejer di dusun Aholeang dan Rui, huntara lilengkapi fasilitas Listrik dan MCK serta air bersih," katanya.

Menurut dia, huntara yang dibangun memiliki ukuran 4×6 meter dengan desain rumah panggung agar pengungsi dapat hidup bersih dan sehat, dengan bahan utama dari kayu dengan dinding Calsiboard serta menggunakan atap seng.

Ia mengatakan, desain rumah panggung dibuat untuk mewaspadai hewan liar seperti ular yang berkeliaran dan bisa saja masuk ke dalam huntara jika hunian dibangun dengan menempel di tanah.

Kepala Dusun Aholeang Desa Mekkatta Lukman, mengatakan, huntara tersebut nyaman dan aman, dan sesuai desain rumah adat di wilayah tersebut.

Ia mengatakan, huntara yang dibangun tersebut dapat dimiliki permanen masyarakat atau digunakan menjadi fasilitas masyakarat.

"Huntara tersebut bisa menjadi tempat kegiatan keagaamaan dan bisa digunakan untuk aset ekonomi misalnya usaha potong rambut, ketika masyarakat tidak lagi mengungsi," katanya.