Gubernur Sulteng resmikan program pengurangan risiko bencana di Donggala
Donggala (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, Rabu meresmikan program pengembangan mata pencaharian terpadu, guna pengurangan risiko bencana untuk komunitas masyarakat di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala.
"Program ini merupakan gagasan dari lembaga kemanusiaan, Yayasan Care Peduli yang bekerja sama dengan Relawan Orang untuk Alam (ROA)," kata Leader Yayasan Care Indonesia, Buttu Ma'dika di Donggala, Rabu.
Ia mengatakan sejak bencana alam menerpa wilayah Donggala pada 2018 silam, terdapat lima desa yang menjadi fokus pemulihan ekonomi kerakyatan.
"Ada Desa Ombo, Ujumbou, Sibado, Tanjungpadang dan Tondo, dan pemulihan ini kita langsungkan secara terpadu karena kita menganggap cocok untuk diterapkan pada masyarakat sepanjang pesisir pantai, nah hari ini diresmikan sekaligus mendapat bantuan dari Gubernur Sulteng," katanya.
Dia menjelaskan lima desa tersebut umumnya terintegrasi dengan pengurangan risiko bencana, namun hanya ada tiga desa yang berdampak hingga penyusunan dokumen pengurangan risiko bencana yang akan tercantum dalam rencana pembangunan desa. Tiga desa itu ialah Desa Ombo, Ujumbou dan Sibado.
Sedangkan di Desa Tondo pihak YCP-ROA membentuk sebuah kelompok nelayan beserta koperasi kelompok, nantinya untuk meningkatkan kualitas tangkapan nelayan sekaligus membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk menjamin pasar.
Selain itu di Desa Tanjungpadang dilakukan pembinaan untuk mengembangkan usaha-usaha pada bidang peternakan sapi, budi daya pakan sapi serta pupuk organik berasal dari kotoran sapi.
“Di Tanjungpadang juga kita mengembangkan usaha dari kelapa, mulai dari sabut kelapanya, minyak kelapa sekaligus pengolahan virgin coconut oil (VCO)yang punya banyak manfaat diantaranya untuk kecantikan,” sebut Buttu.
Ia menambahkan program-program kerja yang berlangsung pada lima desa itu juga berfokus pada pemberdayaan kelompok-kelompok perempuan.
“Desa Sibado hari ini punya kelompok tani perempuan yang sudah rutin melakukan cocok tanam beberapa jenis tanaman hortikultura, jadi setiap hari itu pada koperasi mereka sudah punya pasar untuk menjajakan itu tapi tidak semua untuk dijual keluar sebagiannya dijual pada kampung itu sendiri,” jelas Buttu.
Di tempat yang sama Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura menyampaikan apresiasinya terhadap pelbagai organisasi masyarakat yang sudah memberikan bantuan, dan perhatian kepada warga di Kabupaten Donggala.
"Kita harapkan akan berdampak besar pada penurunan angka kemiskinan yang saat ini tengah mengkhawatirkan di wilayah Kabupaten Donggala mencapai 18 persen," jelas Gubernur Sulteng Rusdy Mastura, Rabu sore.
Karena itu, Rusdi mendorong kepada pemerintah daerah agar memanfaatkan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sudah dimulainya bersama Bank BRI melalui penandatanganan momerandum of understanding (MoU).
Ia pun memperingatkan agar setiap pemerintah daerah tidak terlalu menjadikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebagai tumpuan utama dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah masing-masing dalam kondisi pandemi seperti saat ini.
"Karena memang tidak mampu lewat APBD kita mendorong itu, kerja sama itu lewat bank BRI agar ke depan kita dapat melakukan loncatan-loncatan dalam pembangunan," demikian Rusdy.
"Program ini merupakan gagasan dari lembaga kemanusiaan, Yayasan Care Peduli yang bekerja sama dengan Relawan Orang untuk Alam (ROA)," kata Leader Yayasan Care Indonesia, Buttu Ma'dika di Donggala, Rabu.
Ia mengatakan sejak bencana alam menerpa wilayah Donggala pada 2018 silam, terdapat lima desa yang menjadi fokus pemulihan ekonomi kerakyatan.
"Ada Desa Ombo, Ujumbou, Sibado, Tanjungpadang dan Tondo, dan pemulihan ini kita langsungkan secara terpadu karena kita menganggap cocok untuk diterapkan pada masyarakat sepanjang pesisir pantai, nah hari ini diresmikan sekaligus mendapat bantuan dari Gubernur Sulteng," katanya.
Dia menjelaskan lima desa tersebut umumnya terintegrasi dengan pengurangan risiko bencana, namun hanya ada tiga desa yang berdampak hingga penyusunan dokumen pengurangan risiko bencana yang akan tercantum dalam rencana pembangunan desa. Tiga desa itu ialah Desa Ombo, Ujumbou dan Sibado.
Sedangkan di Desa Tondo pihak YCP-ROA membentuk sebuah kelompok nelayan beserta koperasi kelompok, nantinya untuk meningkatkan kualitas tangkapan nelayan sekaligus membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk menjamin pasar.
Selain itu di Desa Tanjungpadang dilakukan pembinaan untuk mengembangkan usaha-usaha pada bidang peternakan sapi, budi daya pakan sapi serta pupuk organik berasal dari kotoran sapi.
“Di Tanjungpadang juga kita mengembangkan usaha dari kelapa, mulai dari sabut kelapanya, minyak kelapa sekaligus pengolahan virgin coconut oil (VCO)yang punya banyak manfaat diantaranya untuk kecantikan,” sebut Buttu.
Ia menambahkan program-program kerja yang berlangsung pada lima desa itu juga berfokus pada pemberdayaan kelompok-kelompok perempuan.
“Desa Sibado hari ini punya kelompok tani perempuan yang sudah rutin melakukan cocok tanam beberapa jenis tanaman hortikultura, jadi setiap hari itu pada koperasi mereka sudah punya pasar untuk menjajakan itu tapi tidak semua untuk dijual keluar sebagiannya dijual pada kampung itu sendiri,” jelas Buttu.
Di tempat yang sama Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura menyampaikan apresiasinya terhadap pelbagai organisasi masyarakat yang sudah memberikan bantuan, dan perhatian kepada warga di Kabupaten Donggala.
"Kita harapkan akan berdampak besar pada penurunan angka kemiskinan yang saat ini tengah mengkhawatirkan di wilayah Kabupaten Donggala mencapai 18 persen," jelas Gubernur Sulteng Rusdy Mastura, Rabu sore.
Karena itu, Rusdi mendorong kepada pemerintah daerah agar memanfaatkan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sudah dimulainya bersama Bank BRI melalui penandatanganan momerandum of understanding (MoU).
Ia pun memperingatkan agar setiap pemerintah daerah tidak terlalu menjadikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebagai tumpuan utama dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah masing-masing dalam kondisi pandemi seperti saat ini.
"Karena memang tidak mampu lewat APBD kita mendorong itu, kerja sama itu lewat bank BRI agar ke depan kita dapat melakukan loncatan-loncatan dalam pembangunan," demikian Rusdy.