Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melepas 3.100 mahasiswa dari berbagai kampus di Tanah Air dalam program Bangkit 2022.
“Kami puas dan optimistis dengan program Bangkit 2022. Sebab, sudah 2.500 lebih lulusan Bangkit yang berkarya di berbagai bidang,” ujar Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Prof Nizam dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.
Nizam menambahkan program Bangkit benar-benar lengkap, mulai dari teori, kemudian dimentori oleh mentor profesional, baik dari kalangan industri maupun perguruan tinggi, dan diakhiri dengan proyek yang konkrit.
Selain itu, bagi 15 proyek terbaik akan diberikan pendanaan untuk menginisiasi starup dengan pendanaan bersama antara Google dan Kedaireka. Pada tahun 2021, 15 tim terbaik sudah dipilih dan diberikan pendanaan masing-masing 15.000 dolar AS dari Google dan 15.000 dolar AS dari Kedaireka.
"Semoga program Bangkit tahun ini berjalan sukses dan menghasilkan lebih banyak lulusan, lebih banyak lagi sertifikasi global dan pekerjaan yang diraih. Harapan kami, semoga proyek inkubasi berikutnya bisa membawa dampak lebih luas lagi untuk dunia pendidikan tinggi dan ekosistem digital di Indonesia,” ucapnya.
Sebanyak 3.100 mahasiswa yang lolos seleksi ketat dan terpilih dari 63.000 pendaftar Bangkit 2022, mulai mengikuti program pelatihan digital selama enam bulan ke depan. Untuk 15 tim peserta terbaik, nantinya mengikuti proses inkubasi proyek menuju starup yang dimulai sejak pertengahan tahun hingga Desember 2022.
Program Kampus Merdeka kolaborasi Google, GoTo, dan Traveloka itu menuai antusiasme mahasiswa yang semakin meningkat. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah pendaftar sebesar 60 persen dibandingkan tahun lalu. Dari 3.100 mahasiswa yang lolos, 26 persen diantaranya adalah perempuan. Mayoritas peserta berasal dari kota kecil dan menengah. Partisipasi peserta dari kota kecil (tier 3) juga meningkat 63 persen.
Berdasarkan data dari Google, semakin banyak universitas yang mahasiswanya mengikuti Bangkit, yang semula 251 kampus pada tahun lalu menjadi 284 kampus pada tahun ini. Selain itu, keikutsertaan perguruan tinggi dari luar pulau Jawa juga naik 30 persen.
Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kiki Yuliati mengatakan kementerian berusaha semaksimal mungkin untuk memfasilitasi anak bangsa, mengembangkan minat, potensi dan bakatnya melalui program Kampus Merdeka. Ia mengapresiasi Google sebagai mitra kementerian yang turut mendidik anak bangsa melalui Bangkit, sehingga menjadi anak-anak bangsa yang unggul dan calon pemimpin masa depan.
Head of Brand Marketing Google Indonesia Muriel Makarim mengaku senang dapat kembali bekerja sama dalam program itu.
“Kami senang dapat kembali menghadirkan Bangkit pada tahun 2022. Kami melihat perbedaan signifikan dari peserta Bangkit yang tidak kami temukan di program lain, yaitu daya juang dan kegigihannya. Harapannya, mahasiswa lulusan Bangkit dapat memiliki kemampuan yang mumpuni untuk berkarier dan berinovasi di perusahaan kelas dunia maupun starup di Indonesia,” kata Muriel.
Peserta Bangkit 2022 akan menempuh 900 jam pembelajaran untuk menguasai kurikulum Machine Learning, Mobile Development dan Cloud Computing yang komprehensif, sehingga mereka siap mengikuti ujian sertifikasi Google. Menariknya, 1 dari 3 peserta Machine Learning adalah perempuan.
Tak hanya keterampilan di bidang teknologi, mahasiswa juga akan belajar soft skills dan bahasa Inggris untuk profesional yang dapat mendukung kebutuhan profesi mereka. Di akhir program, peserta yang berhasil lulus akan mendapatkan token mengikuti ujian sertifikasi global dari Google dan kesempatan kerja dari Bangkit Career Fair.
Tahun lalu 67 persen dari pengambil ujian Google dari 2.250 lulusan Bangkit 2021 berhasil lulus sertifikasi. Sebanyak 44 persen lulusan Bangkit juga meraih pekerjaan setelah mengikuti program, dan dari lulusan yang telah bekerja, 87 persen diantaranya mengonfirmasi bahwa Bangkit membantu mereka untuk meraih karir.
Semua manfaat dalam program Bangkit akan diberikan pada peserta terpilih, tanpa biaya. Mahasiswa yang sudah berada di semester 5 ke atas dapat mendaftarkan dirinya untuk mengikuti program ini melalui platform Kampus Merdeka. Mahasiswa yang sudah diterima, dapat diberikan pengakuan kredit yang akan disesuaikan dengan perguruan tinggi masing-masing.