Sigi dukung pencanangan Desa Tompi Bugis Sulteng jadi kampung durian
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mendukung gerakan warga di Desa Tompi Bugis, Kecamatan Kulawi Selatan yang mencanangkan desa tersebut sebagai kampung durian, dalam rangka mendukung Sigi sebagai penyangga kebutuhan pangan IKN Nusantara.
"Pencanangan desa tersebut sebagai kampung durian merupakan inisiatif warga setempat," ucap Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi Rahmad Iqbal Nurkhalis, di Sigi, Selasa.
Rahmad Iqbal mengatakan pencanangan desa itu sebagai kampung durian, disesuaikan dengan potensi durian yang ada di desa tersebut.
Ia menjelaskan, sejak beberapa tahun lalu Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi telah mengucurkan bantuan bibit durian di wilayah Kecamatan Kulawi Selatan, salah satunya di Desa Tompi Bugis.
Saat ini, kata dia, durian itu telah berproduksi dan memberikan manfaat besar kepada petani di Desa Tompi Bugis khususnya menambah peningkatan pendapatan mereka.
"Maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi menetapkan Desa Tompi Bugis sebagai kampung durian berdasarkan usulan dan inisiatif masyarakat setempat," ujar Rahmad.
Rahmad Iqbal menguraikan luas tanam durian di Tompi Bugis kurang lebih 0,5 hektare dengan produksi mencapai 3 - 5 ton setiap panen.
Harga durian tersebut jika diambil/dibeli di tingkat petani kurang lebih Rp30.000/kilo gram. Sementara harga di pasaran berkisar di antara Rp50.000 - Rp60.000/kilo gram.
"Durian yang dikembangkan oleh warga di Tompi Bugis adalah durian montong," kata dia.
Menurutnya perlu ada intervensi untuk terkait pemasaran produksi durian tersebut, sehingga petani dapat menikmati hasil yang lebih besar untuk percepatan pembangunan kesejahteraan.
"Intervensi ini dapat dilakukan lewat BUMDes atau lewat perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah, sehingga petani dapat lebih sejahtera," ungkap Rahmad.
"Pencanangan desa tersebut sebagai kampung durian merupakan inisiatif warga setempat," ucap Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi Rahmad Iqbal Nurkhalis, di Sigi, Selasa.
Rahmad Iqbal mengatakan pencanangan desa itu sebagai kampung durian, disesuaikan dengan potensi durian yang ada di desa tersebut.
Ia menjelaskan, sejak beberapa tahun lalu Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi telah mengucurkan bantuan bibit durian di wilayah Kecamatan Kulawi Selatan, salah satunya di Desa Tompi Bugis.
Saat ini, kata dia, durian itu telah berproduksi dan memberikan manfaat besar kepada petani di Desa Tompi Bugis khususnya menambah peningkatan pendapatan mereka.
"Maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi menetapkan Desa Tompi Bugis sebagai kampung durian berdasarkan usulan dan inisiatif masyarakat setempat," ujar Rahmad.
Rahmad Iqbal menguraikan luas tanam durian di Tompi Bugis kurang lebih 0,5 hektare dengan produksi mencapai 3 - 5 ton setiap panen.
Harga durian tersebut jika diambil/dibeli di tingkat petani kurang lebih Rp30.000/kilo gram. Sementara harga di pasaran berkisar di antara Rp50.000 - Rp60.000/kilo gram.
"Durian yang dikembangkan oleh warga di Tompi Bugis adalah durian montong," kata dia.
Menurutnya perlu ada intervensi untuk terkait pemasaran produksi durian tersebut, sehingga petani dapat menikmati hasil yang lebih besar untuk percepatan pembangunan kesejahteraan.
"Intervensi ini dapat dilakukan lewat BUMDes atau lewat perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah, sehingga petani dapat lebih sejahtera," ungkap Rahmad.