Gubernur Sulteng dukung keberadaan PT Vale Indonesia

id Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, PT Vale, nikel, tambang nikel, sulteng

Gubernur Sulteng dukung keberadaan PT Vale Indonesia

Gubernur Sulteng, Rusdi Mastura saat menghadiri kegiatan peletakan batu pertama proyek penambangan dan pengolahan nikel di Desa Sambalagi, Bungku Pesisir di Kabupaten Morowal, Jumat.  (Foto ANTARA/Basri Marzuki)

Morowali, Sulteng (ANTARA) -
Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura menyatakan, pihaknya (Pemerintah Provinsi Sulteng) sangat mendukung keberadaan PT Vale Indonesia yang bergerak dalam proyek penambangan dan pengolahan nikel di Desa Sambalagi, Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulteng. 


 


"Kami tidak menolak keberadaan PT Vale dalam menggerakkan perekonomian Sulteng,” kata Rusdi Mastura saat menghadiri kegiatan peletakan batu pertama proyek penambangan dan pengolahan nikel di Desa Sambalagi, Bungku Pesisir di Kabupaten Morowal, Jumat. 


 


Dia mengatakan, dirinya bahkan mendukung perusahaan yang telah beroperasi lebih dari setengah abad di Luwu Timur, Sulsel itu untuk beroperasi di wilayah Sulteng.


 


“Apalagi PT Vale berkomitmen untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.


 


Meski begitu, ia juga berharap agar Sulawesi Tengah tidak menjadi penonton saja dalam proyek senilai Rp35,7 triliun itu.


 


Ia mengaku, pihaknya dalam kegiatan itu membawa sejumlah perangkatnya, termasuk perusahaan daerah agar dapat melakukan penjajakan-penjajakan tentang bagian-bagian yang bisa dikerjasamakan dengan PT Vale Indonesia.


 


Sebeluimnya diberitakan, PT Vale Indonesia bersama Taiyuan Iron and Steel (Grup) Co. Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co. Ltd (Xinhai) membentuk PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) untuk mengelola proyek yang disebut Indonesia Growth Project (IGP) di Morowali.


 


Proyek itu mencakup dua wilayah di Morowali masing-masing di Desa Bohomotefe, Kecamatan Bungku Timur untuk proyek penambangan, dan di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir untuk proyek pengolahan nikel atau smelter. Proyek itu menurut CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddyvakan menyerap setidaknya 15 ribu tenaga kerja.