Waspada, oknum pakai Facebook atas nama Bupati Pamekasan untuk menipu

id Bupati Pamekasan, Badrut Tamam,facebook,akun fb bupati pamekasan,haji badrut tamam,akun facebook menipu,warung milik rak

Waspada, oknum pakai Facebook atas nama Bupati Pamekasan untuk menipu

Tangkapan layar akun facebook yang mengatasnamakan diri Bupati Pamekasan Badrut Tamam. (ANTARA/Facebook)

Pamekasan (ANTARA) - Sebuah akun Facebook yang mengatas namakan diri Haji Badrut Tamam, Bupati Pamekasan, Jawa Timur, melakukan penipuan terhadap warganet di wilayah itu hingga puluhan juta rupiah.


"Sudah ada warga Pamekasan yang tertipu sebesar Rp10 juta rupiah," kata Bupati Badrut Tamam di Pamekasan, Jawa Timur, Jumat.

Oknum ini membuat akun Facebook atas nama dirinya dengan menggunakan foto pada profil dan beranda akun sosial tersebut.

Pembuat akun selanjutnya menghubungi sejumlah warga dan menjanjikan kenaikan jabatan hingga pengangkatan calon korban menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Saya baru mengetahui setelah diberitahu oleh beberapa orang dan adanya warga Pamekasan yang menjadi korban," kata Badrut Tamam.

Karena itu orang nomor satu di lingkungan Pemkab Pamekasan itu meminta agar masyarakat tidak menanggapi apapun yang disampaikan oleh oknum yang mengelola akun Facebook yang menggunakan foto dan mengatasnamakan dirinya itu.

Akun asli Facebook Bupati Pamekasan Badrut Tamam menggunakan foto profil Hari Santri Nasional 2022 dengan foto latar bertuliskan Warung Milik Rakyat (Wamira).

Jumlah teman akun Facebook asli pribadi Bupati Pamekasan Badrut Tamam yang dipantau di Pamekasan, Jumat, sebanyak 4.978 orang, dengan jumlah pengikut sebanyak 17.033 orang. Sedangkan aku Facebook yang digunakan oleh oknum sebanyak 57 orang.

"Terakhir saya menggunakan pada 26 Oktober 2022 dan setelah itu tidak saya gunakan lagi karena error," kata Bupati Pamekasan Badrut Tamam.

Terkait kasus penipuan dengan media sosial ini, Dosen Ilmu Komunikasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Esa Arif menyatakan bahwa komunikasi melalui platform belum sepenuhnya aman.

"Karena itu, dibutuhkan kecakapan untuk melakukan verifikasi pada teman media sosial yang kita ajak komunikasi itu," kata Esa.

Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IAIN Madura ini juga berhara, kasus penipuan melalui media sosial tersebut juga bisa menjadi perhatian aparat agar tidak terulang lagi pada masa-masa yang akan datang.

"Kita berharap polisi bisa mengusut hingga tuntas kasus ini dan menangkap pelakunya. Saya yakin bisa, karena polisi memiliki tim siber yang profesional," katanya.