Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, melakukan diversifikasi atau penganekaragaman bahan pangan lokal guna menjaga ketahanan pangan daerah.
"Pangan lokal dapat menjadi alternatif pengganti pangan utama guna menjaga dan memperkuat ketahanan pangan daerah," kata Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido dalam kegiatan sosialisasi pola konsumsi pangan di Palu, Rabu.
Ia mengemukakan, pihaknya mengajak masyarakat memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak hanya fokus pada satu jenis pangan.
Penganekaragaman pangan merujuk pada Surat Edaran Wali Kota Palu tentang Penerapan Diversifikasi Pangan Lokal dalam Mendukung Upaya Menekan Laju Inflasi Daerah.
"Kota Palu masih memiliki bahan pangan lokal yang mudah dijangkau, seperti singkong, jagung, pisang yang dapat diolah menjadi aneka macam makanan," ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Kota Palu saat ini berada di angka 2,24 persen dan salah satu sektor yang memberi andil terhadap inflasi yakni bahan pangan.
Melalui kebijakan itu maka penganekaragaman pangan oleh Pemkot Palu terus dikampanyekan kepada masyarakat, karena manfaat diversifikasi memberikan dampak positif sekaligus dari berbagai aspek di antaranya stabilitas harga, data beli dan pola konsumsi.
"Itu sebabnya penganekaragaman pangan dipilih sebagai salah satu strategi menjaga ketahanan pangan sekaligus menjaga inflasi," tutur Reny.
Ia menambahkan beberapa waktu lalu Kota Palu meraih nominasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kabupaten/kota berkinerja baik di kawasan Sulawesi dari Presiden RI Joko Widodo.
Kota Palu menjadi salah satu daerah dari 500 kabupaten/kota yang berkinerja baik dalam upaya pengendalian inflasi.
"Pemkot Palu terus berupaya menjaga kondusifitas inflasi melalui berbagai program," kata dia.
