Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merilis lukisan gua atau gambar cadas prasejarah, peninggalan nenek moyang Indonesia, melalui konten khusus yang ditayangkan di Google Arts & Culture.
Perilisan gambar ini diawali dengan kerja sama riset arkeologi antara Indonesia dan Australia yang dimulai sejak 2020, dengan pengambilan gambar di sejumlah situs, seperti Liang Tebo di Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur dan Leang Karampuang di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.
"Setelah ada proses capture di situs gambar cadas, pengembangan konten digital pada platform Google Arts & Culture dilakukan bersama oleh tim BRIN dan Google Arts & Culture," kata Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Herry Jogaswara melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan terdapat setidaknya 33 narasi tema gambar cadas prasejarah di Indonesia yang ditampilkan pada platform Google Arts & Culture.
Ia menjelaskan pengembangan konten digital gambar cadas prasejarah di Indonesia oleh BRIN dan Google melalui platform Google Arts & Culture merupakan upaya untuk pengelolaan sumber daya arkeologi yang berkelanjutan melalui proses digitalisasi.
Ia menilai hal tersebut juga turut membuka akses bagi semua orang untuk pengetahuan berbagai macam bentuk ekspresi seni tertua di Nusantara dan dunia.
"Di sini, saya ingin memberitahu bahwa BRIN tergabung dalam sebuah konsorsium yang kita sebut Pusat Kolaborasi Arkeologi Sulawesi," ujarnya.
Terkait dengan hal tersebut, Manajer Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia Arianne Santoso mengatakan pihaknya mendukung proses riset dan digitalisasi melalui platform Google Arts & Culture.
Salah satu bentuk dukungan, kata dia, yakni melalui dukungan digitalisasi warisan budaya Nusantara dengan menggunakan teknologi street view yang juga digunakan untuk Google Maps.
Hal tersebut, ujar dia, memungkinkan seluruh orang dapat mengakses internet untuk melihat lukisan gua atau gambar cadas prasejarah di manapun dan kapanpun, termasuk di antaranya gambar cadas berusia 51.200 tahun yang baru ditemukan di situs Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, yang saat ini tertutup untuk umum.
"Sehingga, memungkinkan untuk siapa saja, di mana saja, kapanpun untuk mengakses gambar-gambar cadas yang luar biasa ini," kata dia.
Berita Terkait
Wantimpres: Masa lalu tak hanya sejarah, tetapi juga referensi
Jumat, 5 Juli 2024 17:34 Wib
Celtics kalahkan Mavericks di Gim 5, catat sejarah gelar NBA ke-18
Selasa, 18 Juni 2024 11:43 Wib
Menulusuri sejarah jurnalistik Indonesia di ANTARA Heritage Center
Minggu, 16 Juni 2024 17:37 Wib
Sejarah merayakan keindahan alam lewat Hari Air Terjun Internasional
Minggu, 16 Juni 2024 9:27 Wib
Brida-UIN Palu sinergi riset sejarah syiar Islam oleh Datokarama
Sabtu, 15 Juni 2024 17:22 Wib
Sejarah tercipta Indonesia lolos ke putaran ketiga Piala Dunia
Selasa, 11 Juni 2024 22:40 Wib
Brida-Sulteng riset sejarah penyebaran Islam ke pesisir Teluk Palu
Rabu, 5 Juni 2024 7:53 Wib
Menteri BUMN resmikan wisata sejarah dan jurnalisme AHC
Selasa, 14 Mei 2024 12:44 Wib