FKUB-Sulteng: Riset pengamalan moderasi beragama perlu dilakukan

id FKUB, moderasi beragama, kerukunan, toleransi, Zainal Abidin,Sulteng

FKUB-Sulteng: Riset pengamalan moderasi beragama perlu dilakukan

Ketua FKUB Sulawesi Tengah Zainal Abidin memberikan keterangan terkait pengamalan nilai-nilai kerukunan untuk menguatkan toleransi. (ANTARA/HO-Humas FKUB Sulteng)

Palu (ANTARA) -
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan riset atau penelitian mengenai penerimaan, pemahaman, dan pengamalan moderasi beragama di masyarakat penting dilakukan sebagai satu upaya menopang pembangunan di daerah ini dengan indeks kerukunan tertinggi.
 
"Tentu riset ini harus berkolaborasi dengan para tokoh lintas agama," kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin di Palu, Senin.
 
Ia mengemukakan FKUB sebagai organisasi yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah, memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk melaksanakan riset tersebut.
 
Di mana organisasi ini ditopang delapan orang pengurus terdiri dari akademisi bergelar doktor, dan satu orang guru besar (profesor).
 
Di samping itu, FKUB Sulteng juga memiliki para tokoh lintas agama dari semua agama, yang dapat bekerja sama untuk melaksanakan riset bersama-sama mengenai penerimaan, pemahaman, pengamalan, dan tantangan moderasi beragama.
 
Ia memandang bahwa riset dilakukan untuk mengetahui secara pasti penerimaan, pemahaman, pengamalan, dan tantangan dalam upaya meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama pada kehidupan sosial keagamaan.
 
"Hasil-hasil riset menjadi bahan laporan kepada pemerintah, sekaligus menjadi acuan untuk intervensi program peningkatan kualitas kerukunan di Sulteng," sebutnya.
 
Ia berharap riset ini mendapat dukungan dari pemerintah dan multi pihak, pemangku kepentingan terkait, di antaranya Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulteng dan yayasan atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak pada visi yang sama.
 
Secara masif, kampanye moderasi beragama terus dilakukan dengan menyasar berbagai segmen masyarakat guna meningkatkan pengetahuan dalam memahami perbedaan maupun toleransi.
 
Ia menambahkan, beberapa waktu lalu pihaknya mensosialisasikan moderasi beragama di sembilan sekolah yang ada di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso, dengan jumlah sasaran mencapai kurang lebih 700 siswa/pelajar.
 
"Pelajar sebagai generasi penerus bangsa perlu dikuatkan pemahamannya tentang moderasi beragama untuk mencapai tujuan kerukunan," kata Zainal menuturkan.*