Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu Prof Lukman Thahir mengatakan bahwa alumni perguruan tinggi yang dipimpinnya siap mengabdi kepada, daerah, bangsa dan negara.
"Saya percaya, dengan bekal ilmu dan akhlak serta skill yang mereka dapati di kampus ini, mereka siap mengabdikan dirinya untuk agama, bangsa dan negara," kata Lukman Thahir dalam pesan almamater wisuda sarjana, magagister, dan koktor, Tahun Akademik 2023/2024, di UIN Datokarama Palu, Selasa.
Wisuda sarjana, magister, dan doktor, UIN Datokarama diikuti 1.024 peserta dari Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (FTIK) 480 wisudawan dan wisudawati, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) 154 wisudawan/wisudawati, Fakultas Syariah 68 wisudwan/wisudawati, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) 248 wisudawan/wisudawati, Strata Dua (S2) 56 magister, dan Strata Tiga (S3) 18 Doktor.
Rektor mengakui bahwa memang tidak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir ini ekosistem pendidikan menghadapi banyak tantangan baik di level global maupun nasional, salah satunya akibat transformasi digital.
Kehadiran AI ataupun perkembangan teknologi, menurut dia, tentu tidak hanya dibaca sebagai persoalan teknis dan prosedural, namun juga turut mengubah wajah peradaban masa depan.
Oleh karena itu, dalam posisi inilah UIN Datokarama Palu perlu menjalankan mandat Tridarma untuk memberikan bekal pendidikan yang bermartabat untuk mencetak SDM yang unggul, berkarakter, berbasis integrasi ilmu, memiliki visi entrepreneurship, berkesadaran kearifan lokal dan berwawasan Islam moderat untuk menghadapi tantangan di tingkat nasional maupun global.
Atas hal itu, ia berpesan kepada wisudawan dan wisudawati, pertama, kesuksesan setiap orang bukan diukur dari rendah tingginya nilai kelulusan kesarjanaannya, tetapi dilihat pada kejujuran pribadinya.
Kedua, kalau anda ingin menemukan jalan pekerjaan yang cepat dan kebahagiaan hidup yang sejati, milikilah kemampuan untuk merasakan maupun memahami perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain.
Kemampuan ini disebut dengan empati. Salah satu aspek terpenting dalam menjadi manusia adalah mampu menjalin hubungan (empati). Mampu dan berhasil membentuk dan memelihara hubungan.
"Dan inti dari kemampuan tersebut adalah kemampuan untuk menempatkan diri Anda pada posisi orang lain, untuk melihat dunia sebagaimana mereka melihatnya," ucapnya.***