Jakarta (ANTARA) - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai pengalaman Budi Gunawan di bidang intelijen akan memudahkan dirinya dalam menjalankan tugas sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam).
Hal tersebut dikarenakan mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) selama delapan tahun ini telah memiliki jaringan yang banyak dan pengalaman dalam membaca peta konflik dunia.
"Pemahaman yang mendalam mengenai berbagai ancaman keamanan, baik yang sifatnya domestik seperti terorisme dan separatisme, maupun ancaman eksternal yang bersifat geopolitik," kata Khairul saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Khairul menilai pengalaman tersebut dapat memudahkan Budi Gunawan dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah yang ditinggalkan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) sebelumnya, Hadi Tjahjanto.
Sebelumnya kepada awak media Budi Gunawan mengaku akan menangani beberapa masalah di dalam negeri seperti penanganan judi online, penguatan pertahanan siber dan penyelundupan barang ilegal.
Khairul pun menilai Budi merupakan orang yang tepat untuk menangani hal tersebut karena telah malang melintang mengurus keamanan negara di BIN dan penegakan hukum saat menjadi Wakapolri.
"Selain itu, penguasaan peta intelijen dan kemampuannya dalam mengelola informasi sensitif adalah nilai plus yang tidak bisa diabaikan," kata Fahmi.
Walau memiliki pengalaman di bidang pertahanan dan keamanan, Fahmi menilai Budi Gunawan tetap akan menghadapi tantangan baru yakni menciptakan situasi politik yang kondusif.
Kondisi tersebut membuat Budi Gunawan harus terbiasa tampil untuk meredam tensi politik yang memanas yang berpotensi menimbulkan perpecahan masyarakat.
"Kalau di BIN, pendekatannya lebih di balik layar maka di Polkam, ia harus lebih terbuka dan akuntabel dalam merespons berbagai dinamika yang sering kali penuh dengan sorotan publik," kata Khairul.
Tidak hanya itu, kata dia, Budi Gunawan juga diharapkan dapat menjadi sosok yang netral dan dapat menengahi segala konflik politik yang terjadi dalam negeri.
Khairul yakin seiring berjalannya waktu, mantan Kapolda Bali itu dapat beradaptasi dan mengemban tugasnya dengan baik.