Parigi, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah terus menggenjot upaya percepatan penurunan stunting atau tengkes melalui penguatan kelembagaan Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TPPPS) Tahun 2025.
“Stunting bukan sekadar persoalan gizi, tetapi cerminan tantangan pembangunan manusia yang harus kita jawab dengan serius,” kata Wakil Bupati Parigi Moutong Abul Sahid pada rapat koordinasi TPPPS di Parigi, Kamis.
Ia mengemukakan penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga guna mewujudkan generasi yang lebih sehat dan cerdas.
Pemkab Parigi Moutong mengimplementasikan tiga langkah strategis dalam upaya percepatan penanganan kasus, yakni menjadikan penurunan stunting sebagai gerakan kolektif lintas sektor dan generasi, kemudian memperkuat koordinasi antarlembaga, dan komunikasi aktif dengan masyarakat.
Lalu melaksanakan program yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, seperti pendampingan ibu hamil dan balita, serta edukasi keluarga secara humanis dan berkelanjutan.
“Saya percaya melalui kerja bersama yang kuat dapat mewujudkan generasi Parigi Moutong yang sehat dan berdaya saing tinggi," ujarnya.
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, angka stunting Parigi Moutong Tahun 2023 tercatat 28,5 persen, lebih tinggi dari tahun 2022 di angka 27,4 persen, sementara pada 2021 di angka 31,7 persen.
Ia menuturkan, upaya intervensi lainnya yakni menggunakan pendekatan aksi konvergensi yang mencakup delapan poin, yakni analisis situasi, perencanaan kegiatan, rembuk stunting, regulasi tingkat daerah, pembinaan kader, sistem pengelolaan data, pengukuran dan publikasi, serta review kinerja.
"Aksi konvergensi menjadi acuan dalam melakukan intervensi program, maka kami berharap kolaborasi lintas sektor harus tetap terjaga, supaya program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan lebih kuat," tutur Sahid.
Ia menambahkan, masalah stunting sangat kompleks sehingga penanganan harus dilaksanakan secara terpadu dan transparan dalam penganggaran.
"Kami berharap prevalensi stunting Parigi Moutong dapat ditekan ke angka yang lebih rendah supaya generasi penerus memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas ke depan," kata dia.